Ubikayu Sebagai Alternatif Pengembangan Pangan Lokal

Abadikini.com, JAKARTA –  Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan untuk menjaga pasokan pangan tetap aman terutama di masa pandemi Covid 19, perlu alternatif pengembangan pangan lokal seperti sagu, ubikayu, ubi jalar, jagung, talas, sorgum, dan lainnya. Komoditas yang sedang gencar-gencarnya digalakkan adalah budidaya Ubikayu.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi menegaskan pengembangan budidaya ubikayu arahnya untuk substitusi impor. Kunci pengembangan produksi ada di provitasnya dan harga, dimana peningkatan provitasnya 60 sampai 70 ton per hektar sebagaimana yang sudah dicapai di beberapa lokasi dan di luar negeri.

“Ubikayu banyak digunakan untuk industri tapioka. Industri tapioka akan tumbuh jika ada kemitraan. Spek ubikayunya harus bagus dan ada kemitraan dengan skala kawasan. Bangun industri yang kreatif, contoh di Banjarnegara ada Rumah Mocaf yang menyediakan berbagai jenis olahan yang berbahan dasar mocaf,” kata Suwandi pada Focus Group Discussion Pengembangan Pangan Lokal yang dihelat di kantor Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Jakarta, kemarin Rabu (15/7). Hadir Praktisi pertanian, Iskandar Andi Nuhung, Ketua Masyarakat Singkong Indonesia (MSI), Arifin Lembaga, dan Kepala Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Badan Ketahanan Pangan, Andriko Noto Susanto

Menurut Suwandi, pengembangan kawasan Ubi Kayu perlu didorong ke daerah potensial pangan lokal, contohnya di Provinsi Babel dan Kepri. Budidaya ubikayu supaya sustainable perlu adanya jaminan pasar dan kepastian harga.

“Terkait impor, asosiasi juga mengajukan kebijakan larangan terbatas untuk mengatasi impor sebagai bentuk perlindungan ke petani,” ucapnya.

Sementara itu, Iskandar Andi Nuhung selaku praktisi pertanian menyatakan untuk mendorong produk dalam negeri, pemerintah konsisten dengan kebijakan yang diikuti dengan teknologi dan aksi. Pemerintah bisa menetapkan ubikayu sebagai salah satu komoditi strategis.

“Seperti halnya di negara maju lain, pemerintah memberi subsidi hulu sampai hilir. Saya meyakini Subsidi sangat perlu, pasalnya areal ubi kayu di Indonesia kecil-kecil,” ungkapnya.

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker