Ocehan Habiburokhman soal Nikmati Uang Haram Hasil Korupsi Sapi, Picu Kemarahan PKS

Abadikini.com, JAKARTA – Sikap politisi Partai Gerindra Habiburokhman yang mengungkit dan menggulirkan isu korupsi sapi terhadap Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sempat membuat ketegangan dikalangan pendukung.

Habiburokhman sebelumnya mengatakan terkait narasi korupsi sapi tersebut datang dari kaum tertentu, tapi ia juga tidak menjelaskan secara gamblang siapa yang dia maksud itu.

Menanggapi ocehan Habiburokhman tersebut, Direktur Pencapresan PKS Suhud Alynudin langsung bereaksi, menurutnya jika tidak puas selama berkoaliasi  hal tersebut wajar, akan tetapi jangan nyinyir terlalu lebay.

“Jika ada kritik dan ketidakpuasan dari elemen-elemen bekas pendukung, ya sikapi secara wajar saja. Di negara demokrasi seperti Indonesia, perbedaan sikap politik hal yang wajar. Nggak perlu lebay,” kata Direktur Pencapresan DPP PKS Suhud Alynudin kepada wartawan, Rabu (10/6/2020).

Hingga saat ini PKS mengaku masih menghormati Prabowo sebagai partner koalisi, walaupun sekarang Prabowo berada di barisan koalisi Pemerintah.

“Kami menghormati Pak Prabowo. Kami sudah buktikan totalitas PKS selama kerja sama politik PKS-Gerindra. Kami mengakhiri kerja sama pun dengan baik-baik. Kami menghormati pilihan politik Pak Prabowo pasca-pilpres. Tidak ada masalah,” tuturnya.

PKS mengatakan sampai saat ini masih menjaga hubungan baik dengan Prabowo dan juga telah melupakan apa yang terjadi saat pilpres 2019 lalu.

“Kami sudah melupakan apa yang terjadi di Pilpres 2019. Itu bagian dari masa lalu. Kami serahkan kepada masyarakat untuk menilai, terutama yang sudah berjuang bersama-sama selama proses politik berjalan,” imbuhnya.

Menurut Habiburokhman, jika memang tidak menikmati hasil uang haram korupsi sapi tak perlu marah dan ngambek seperti itu, jangan dibawa baper bin sensi begitulah.

“Intinya kalau yang nggak ikut makan uang haram korupsi sapi, nggak fitnah Pak Prabowo dan nggak adu domba umat jangan ‘baper bin sensi’,” ungkap Habiburokhman kepada wartawan.

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker