Puluhan Juta Warga AS Dikabarkan Kehilangan Pekerjaan Gegara Corona

Abadikini.com, WAHINGTON- Gegara Pandemi virus corona (Covid-19) menyebabkan merunnya perekonomian Amerika Serikat (AS). Akibatnya puluhan juta orang dikabarkan kehilangan pekerjaan.

Diberitakan AFP, data per Kamis (4/6/2020) menunjukkan pekerja yang terdampak Corona yang tak kunjung usai itu telah berakibat terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) di AS secara massal bahkan angkanya mencapai 42 juta orang.

Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan sebanyak 1,87 juta pekerja mengajukan klaim tunjangan pengangguran pada pekan lalu. Namun, jumlah itu berkurang 249 ribu dari pekan sebelumnya.

Walau, angka tersebut tetap tiga kali lebih tinggi dari rekor pengajuan klaim tunjangan pengangguran mingguan saat pra-pandemi.

“Indikator lain menunjukkan pasar tenaga kerja membaik, namun bisa kembali memburuk dengan cepat,” tulis Senior Fellow di the Center on Budget and Policy Priorities Jared Bernstein, Kamis (4/6).

Penurunan jumlah pengajuan klaim pengangguran yang disebabkan penutupan sektor bisnis sejak Maret lalu menunjukkan gelombang PHK telah melambat. Indikator lainnya adalah data sebanyak 21,5 juta orang penerima klaim tunjangan pengangguran telah berakhir pada 23 Mei.

Data ini menjadi sebuah indikasi bahwa jutaan orang telah menolak klaim tunjangan pengangguran mereka. Artinya sejak 23 Mei ada kemungkinan mereka telah dipekerjakan kembali.

Namun, angka jumlah pengangguran di AS pada Mei diperkirakan akan mengalami kenaikan saat Departemen Tenaga Kerja mengumumkan data terbaru pada Jumat (5/6) waktu setempat. Perkiraannya naik ke angka 20 persen dibandingkan 14,7 persen pada April lalu.

Persentase tersebut juga berarti angka pengangguran dalam penghitungan bulanan di AS menjadi yang tertinggi sejak Depresi Besar pada 1930-an.

Sekretaris Buruh AS Eugene Scalia optimistis tingkat pengangguran yang tinggi karena pandemi virus corona akan turun di bawah angka 10 persen pada akhir 2020.

“Banyak dari lapangan pekerjaan akan kembali dengan cepat karena mereka masih di sana,” ujarnya.

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker