Korban Meninggal COVID-19 di Inggris Salip Italia

Abadikini.com, LONDON – Pemerintah Inggris pada Selasa (5/5/2020) merilis data terbaru pasien meninggal karena virus cororna (COVID-19) mencapai 32.313 orang.

Dikutip dari AFP, Data terbaru angka kematian itu dirilis oleh Kantor Statistik Nasional Inggris (ONS) dan badan kesehatan regional.

Berdasarkan jumlah pemambahan statistik baru itu belum dimasukkan dalam angka harian pemerintah pusat yang saat ini masih mencatat 29.427 angka kematian.

Meskipun demikinan, jika dibandingkan dengan dengan Italia, maka jumlah itu melampaui angka kematian corona di Italia sebanyak 29.315 orang dalam periode yang sama.

Dengan demikian maka  Inggris menyalip Italia menjadi negara dengan angka kematian tertinggi kedua di dunia setelah Amerika Serikat (AS), dan pertama di Eropa.

Terkait dengan hal itu, Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab mendesak kepada semua pihak agar tidak membanding-bandingkan data pemerintah dengan statistik internasional yang ada selama ini.

“Ada berbagai cara menghitung angka kematian. Kami sekarang menerbitkan data yang mencakup semua kematian di semua pengaturan dan tidak semua negara melakukan hal ini,” kata Raab dalam jumpa pers di Downing Street seperti dikutip dari AFP.

Raab juga mendesak kepada semua pihak agar tidak membandingkan data statistik seputar COVID-19 di Inggris dengan negara lain. Sebab, menurut Raab, setiap negara memiliki mekanisme berbeda dalam menghitung jumlah kasus angka kematian akibat terjangkit wabah virus corona.

“Bisakah Anda memastikan bahwa semua negara mengukur hal ini dengan cara yang sama? Dan itu juga tergantung pada seberapa baik dan terus terangnya negara-negara dalam membuat data statistik mereka,” ucap Raab.

Raab menganggap jumlah kematian corona di Inggris  sebagai “tragedi besar” yang belum pernah terjadi sebelumnya.

ONS selalu memperbarui data kasus dan kematian corona secara rutin setiap hari dan teratur. Badan tersebut menghitung semua kematian.

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker