Kekurangan APD, Tenaga Medis Sempat Abaikan Balita PDP Corona hingga Meninggal Dunia

Abadikini.com, BUTON – Akibat kekurangan alat pelindung diri (APD), seorang bayi berusia tiga bulan yang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP), meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Buton Tengah, Kamis (9/4/2020).

Hal itu membuat La Nguna dan Hardiah, orangtua balita bernama Sufliah itu, sempat merasa terpukul.

La Nguna merasa para perawat jaga jarak dan tak segera menangani bayinya.

“Perasaan saya masih terbayang-bayang, (Sulfiah) dibungkus plastik dan tidak dikasih mandi, saya tangani sendiri, saya merasa ada beban. Saya trauma dengan rumah sakit, saya kira mereka mau obati anak saya. Menyesal saya pergi ke rumah sakit, mending di rumah di sini saja,” kata La Nguna.

La Nguna menceritakan, Sulfiah dibawa ke rumah sakit karena mengalami sesak napas, Rabu (8/4/2020).

Saat itu, dirinya mengaku bayinya ditangani dengan baik oleh perawat.

Namun, hal itu berubah saat dirinya mendapat penjelasan jika gejala yang dialami Sulfiah mirip dengan gejala covid-19.

Dirinya melihat para jaga jarak saat bayinya menahan sakit. La Nguna mengaku sempat memohon kepada perawat agar segera ditangani.

“Dari situ saya sudah putus asa dan kecewa, mereka tidak mau menangani anak saya,” tuturnya.

Tak ada tetangga melayat

Setelah itu, pada Kamis (9/4/2020) sekitar 06.00 Wita, Sulfiah dinyatakan meninggal dunia.

La Nguna pun harus mengurus sendiri jenazah anaknya dan membawa pulang untuk dimakamkan.

Hingga jenazah Sulfiah dikuburkan, tidak ada tetangga yang datang ke rumah La Nguna karena merasa takut.

“Meninggalnya Sulfiah, (saya) sudah ikhlas, hanya saya sesalkan (dia) dikuburkan masih dengan pakaiannya, dan masih menggunakan pampersnya. Saya masih kepikiran yang itu,” kata La Nguna, kepada Kompas.com, Kamis (23/4/2020).

Bantah terinfeksi corona

Menurut La Nguna, dugaan RSUD Buton Tengah soal Sulfiah terinfeksi virus corona, dianggapnya tidak terbukti.

Pasalnya, hingga kini La Nguna sekeluarga masih merasa sehat.

“Saya punya nenek masih ada, 80 tahun. Waktu pertama anak saya sakit, nenek saya gendong cucu buyutnya, alhamdulillah sehat-sehat sampai sekarang,” kata La Nguna.

Keterbatasan APD

Direktur RSUD Kabupaten Buteng, Karyadi, mengatakan bayi Sulfiah merupakan rujukan dari Puskesmas Mawasangka.

Saat itu, tim dokter menyatakan pasien mengalami pneumonia berat. Berdasarkan gejala itu, Karyadi menjelaskn, tim dokter menetapkan Sulfiah sebagai pasien dalam pengawasan.

“Dokter menyatakan pasien masuk kategori PDP corona sesuai pedoman pencegahan pengendalian Covid-19 revisi ke-IV poin ketiga yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI,” kata Karyadi.

Karyadi mengakui, stok APD di rumah sakitnya terbatas. Hal itu membuat penanganan pasien, perawat harus jaga jarak.

“Hanya karena APD kita yang tidak memenuhi standar, sehingga penanganan lanjutan setelah pasien dinyatakan PDP corona petugas medis memilih menjaga jarak dan tak mengambil risiko. SOP-nya itu kalau menangani PDP corona harus punya APD yang memenuhi standar sesuai petunjuk Kemenkes,” ucap Karyadi.

Karyadi akhirnya menegaskan, tidak ada pembiaran atau penanganan yang tidak intensif yang dilakukan jajarannya kepada Sulfiah.

Sumber Berita
Kompas.com

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker