Peran Seorang Ibu Sangat Besar Hadapi Covid-19, Itu Sosok Kartini

Abadikini.com, SURABAYA – Habis gelap terbitlah terang adalah buku dari RA. Kartini. Sosok Kartini sangat lekat dengan Cawali Kota Surabaya Lia Istifhama. Perjuangan tak kenal lelah dalam melayani masyarakat di tengah peran seorang ibu pada pandemi Covid 19.

Kartini Surabaya ini selalu turun langsung ke lapangan. Kepeduliannya akan dampak Covid-19, seperti penyemprotan disinfektan,  sosialisasi dari kampung ke kampung. Ini bentuk kepedulian Lia Istifhama akan kondisi negeri ini.

“Peran seorang ibu sangat besar, itu sosok Kartini. Konteksnya bukan dalam hal publik, tapi ranah privat juga. Ketika sekarang kita dalam kondisi prihatin atas wabah Corona, maka kita yang merupakan kaum ibu, bisa memberi perhatian lebih terkait itu,” terang Lia, Rabu (22/4/2020).

Ning Lia, sapaan akrabnya, ia mengatakan, sebagai contoh, ketika dirumah, lebih bisa mengawasi anak, menjaga kesehatan anak, dan memberikan segala hal edukasi agar anak lebih peduli dengan kesehatan, lingkungan, dan tumbuh kepekaan sosial.

“Kita bisa menumbuhkan kepedulian sosial kepada anak kita. Seperti mengajarkan rasa berbagi membantu kepada sesama, rasa syukur dengan yang kita miliki dan mengajarkan rasa cinta kasih,” ucap Lia.

Ia menambahkan, bahwa Kartini di rumah merupakan pondasi keilmuan anak. Jujur ya, semenjak Work From Home, waktu secara kuantity kan banyak di rumah.

“Jadi bisa fokus juga kalau ngajari anak. Semakin kita mengajari anak, semakin kita sadar, bahwa ternyata mungkin, ketika kita kemarin sibuk kerja di luar, keilmuan anak jadi kurang maksimal,” papar Lia Istifhama.

”Dari hal itu, perlu sadar diri dan memanfaatkan waktu dirumah untuk semakin getol ngajarin anak. Saya sendiri, kalau dirumah sering bilang ke anak saya, ‘ayo, nak.

Mumpung mama bisa ngajarin, sekalian kita belajar banyak’. Yang jelas, banyak sekali edukasi yang bisa dibangun oleh Kartini masa kini di tengah himbauan aktivitas di rumah saja,” imbuh Ketua DPP Perempuan Tani HKTI Jatim tersebut.

Ditanya mengenai proses Pilwalinya, Aktivis NU yang baru saja berduka atas wafat ayahandanya, KH Masykur Hasyim, menjelaskan secara sederhana.

“Saya seirama dengan ayah, selalu menilai semua hal adalah proses. Seperti halnya Pilwali, ini kan bagian proses menjadi figur, bagaimana menjadi pemimpin yang baik dan bijak,” ungkapnya.

“Soal jabatan, sepenuhnya itu anggap saja bonus, jangan target. Dan saya bersyukur, dari Pilwali, saya bisa bertemu banyak Kartini di Surabaya, lho. Banyak relawan perempuan yang sangat baik, sangat loyal, sangat rajin turun melakukan aksi sosial,” beber Lia.

“Mereka memang membawa nama saya setiap menyapa warga, namun yang membuat saya kagum adalah turunnya mereka ke masyarakat merupakan wujud mereka ini lho Kartini sejati.

Mereka turun membantu sesama. Ibarat mereka lagi punya 10 makanan, maka 5 makanan untuk keluarga, dan sisanya untuk orang lain. Itulah Kartini sesungguhnya,” tukas Ning Lia.

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker