Militer AS Klaim Punya Senjata Rahasia Perangi Corona

Abadikini.com, JAKARTA – Pandemi Virus Corona atau COVID-19 kian mengganas. Tercatat sudah 2,1 juta orang di dunia terinfeksi virus dari China ini. Sementara itu, lebih dari 140 ribu nyawa melayang akibat wabah ini.

Seperti yang diketahui, Amerika Serikat (AS) jadi yang negara di urutan teratas kasus COVID-19. Menurut data WHO, kasus COVID-19 di AS saat ini sudah mencapai 664.201. Dari jumlah tersebut, 33.633 orang meninggal dunia akibat virus ini.

Hingga saat ini, belum ada satu pun pihak yang mengklaim sudah memiliki vaksin untuk menangkal ganasnya virus ini. Akan tetapi, secara mengejutkan AS mengklaim punya senjata rahasia untuk memerangi Corona.

a, adalah Brian Thompson, Kepala Tim Korespondensi Veteran di Departemen Urusan Veteran AS (US Department of Veterans Affairs), yang menjelaskan perihal senjata rahasia dalam penanggulangan virus tersebut.

Thompson berkaca pada patroli Angkatan Darat AS (US Army) di wilayah bebatuan Afghanistan, sekitar 10 tahun silam. Saat itu, warga Afghanistan cukup kebingungan lantaran baru pertama kali melihat “bule” dari AS.

Padahal dalam tugas itu, US Army dikerahkan dengan tugas mengamankan Afghanistan. Namun demikian, warga tersebut sama sekali tak mengerti.

“Apa itu pemerintah? Apa itu Afghanistan,” ujar Thompson memperagakan pertanyaan dari warga Afghanistan saat itu. dikutip Military.com.

Dari pernyataan warga itu jelas, militer AS berpikir takkan bisa memenangkan peperangan tanpa bisa menyampaikan maksud dan tujuan kepada warga Afghanistan itu sendiri. Hal ini yang dinilai Thompson sama dengan penanganan Corona.

Dalam pandangan Thompson, pemahaman adalah sebuah hal kunci yang bisa memenangkan perang di manapun. Ternyata, menggunakan terminologi ilmiah yang diterjemahkan menjadi kalimat sederhana, adalah senjata rahasia yang dimaksud.

“Itu sebabnya, penting untuk menggunakan kata-kata yang dipahami semua orang. Ketika berbicara kepada publik, istilah-istilah seperti penularan zoonosis atau asimptomatik, membuat kebingungan banyak orang,” kata Thompson melanjutkan.

“Tetapi, terminologi ilmuah dapat dipecah menjadi bahasa sederhana yang kita semua bisa mengerti,” ucapnya.

Dengan penjelasan menggunakan bahasa sederhana, Thompson yakin banyak orang yang tak mengerti bahaya COVID-19 akan paham soal risiko, kerentanan, dan pencegahannya.

“Yang terbaik yang visa kita lakukan sebagai warga negara adalah memahami makna, risiko, dan kerentanannya, melalui kata-kata yang kita semua tahu,” ujar Thompson.

Sumber Berita
viva.co.id

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker