Pelaku Usaha: Produksi APD Bukan Soal Keuntungan Semata

Abadikini.com, BANDUNG – Perlambatan ekonomi akibat wabah Covid-19 yang sudah berlangsung kurang lebih satu bulan ke belakang kian terasa. Hal ini ditandai dengan sejumlah pelaku usaha dari yang skala besar hingga UMKM sudah mulai melakukan pengurangan jumlah tenaga kerja (PHK).

Namun tidak semua pelaku usaha merasakan perlambatan ekonomi dari wabah Covid-19. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh owner CV. Jaya Bumi Langit, Muhammad Abduh kepada wartawan di Bandung, Rabu (15/4/2020).

Pria yang akrab disapa Edu ini mengatakan, tingginya kebutuhan Alat Pelindung Diri (APD) paling tidak sedikit memberikan angin segar bagi pelaku usaha khususnya UMKM yang biasa bermain di sektor konveksi seperti di Bandung.

Lanjut dia, semangat pemerintah yang memprioritas ketersedian pasokan APD berbahan baku lokal untuk para tenaga medis di garda terdepan dalam penanganan Covid-19 merupakan langkah yang tepat dan multi manfaat.

“Selain melindungi tenaga medis, di sisi lain hal itu juga menyelamat pelaku usaha khususnya UMKM untuk dapat terus memperkerjakan orang bahkan karena tingginya kebutuhan harus menambah tenaga kerja,” kata Edu.

Menurutnya, sebagai pelaku usaha yang kurang lebih telah satu dekade bergerak di bidang konveksi wabah Covid-19 ini bukan momentum untuk meraup keuntungan semata.

Edu mengaku memproduksi APD lebih merupakan usaha untuk mempertahankan usaha dan karyawannya agar tetap dapat survive di tengah perlambatan ekonomi sekaligus turut berkontribusi memenuhi kebutuhan para tenaga medis yang berada di garda terdepan.

“Kurang etis rasanya kalau terlalu berlebihan menentukan harga jual di tengah suasana wabah Covid-19 yang telah ditetapkan sebagai bencana nasional,” ucapnya.

Namun, ia juga tak menutup mata bahwa realitas di lapangan terkait kebutuhan dan pengadaan APD banyak pihak yang memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan.

“Lihat saja harga masker medis yang sudah tak masuk akal lagi. Jadi imbauan pemerintah soal masker kain untuk keperluan non medis memberikan angin segar untuk para pelaku usaha konveksi,” tukasnya.

Sebelumnya diberitakan, hingga Minggu (12/4/2020) sudah ada 44 tenaga medis yang meninggal karena terpapar Covid-19 saat menangani pasien. Rinciannya ada 32 orang dokter dan 12 orang perawat.

Sedangkan Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Daeng Mohammad Faqih, menegaskan kepada seluruh tenaga medis untuk tetap menggunakan standar alat pelindung diri (APD) saat bertugas, jika tidak sesuai SOP, maka dilarang untuk melayani pasien positif corona.

“Imbauan itu untuk petugas kesehatan, yang pakai APD boleh merawat pasien Covid-19 yang tidak pakai APD tidak diperkenankan merawat pasien Covid,” kata Daeng Sabtu (28/3/2020).

Menurut Daeng, IDI mengeluarkan imbauan itu, agar petugas medis selalu menggunakan APD sesuai SOP saat bertugas. Pasalnya, mereka itu memiliki risiko yang tinggi untuk tertular.

Sementara itu,  Presiden Joko Widodo ingin tak mau lagi ada keluhan dari tenaga medis terkait ketersediaan alat pelindung diri ( APD).

Untuk itu, Jokowi meminta jajarannya memastikan APD yang sudah disalurkan oleh pemerintah pusat bisa didistribusikan secara merata ke seluruh fasilitas kesehatan.

Sebab, APD sangat penting bagi dokter dan tenaga medis agar tak tertular virus corona Covid-19.

“Jangan sampai masih ada yang masih mengeluh kekurangan ini,” kata Jokowi saat rapat terbatas dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Senin (13/4/2020).

 

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker