Yusril: Virus Corona Bermutasi Begitu Cepat, Jangan Anggap Enteng dan Sepele
Abadikini.com, JAKARTA – Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra menghimbau kepada pemerintah dan semua pihak agar jangan anggap enteng dan sepele terhadap wabah Virus Corona atau Covid-19 yang kini mewabah di Indonesia.
Menurutnya, Mutasi virus corona ini begitu cepat. Dari tipe A yang ditemukan di Wuhan, kini sudah bermutasi ke tipe B dan C hanya dalam tiga bulan. Virus ini amat pintar dan canggih.
“Saya mengajak kita semua jangan anggap enteng virus ini. Jangan anggap sepele. Negara kita belum melaporkan type2 virus corona yang berkembang di negara kita. Riset kita sangat ketinggalan. Kalau ketiga type virus itu secara bersama-sama ada di sini, kita bakal kewalahan,” kicau Yusril menggunakan akun Twitter, @Yusrilihza_Mhd, yang dikutip Abadikini.com, Sabtu (11/4/2020).
Pasalnya, menurut Pakar Hukum Tata Negara ini, kita belum bisa membayangkan apakah dalam tiga bulan ke depan virus tipe A, B dan C yang ada sekarang sudah bermutasi lagi ke tipe D, E dan F. Dikatakan Yusril, Kalau asumsi itu benar terjadi, bangsa kita, dan bahkan umat manusia benar-benar berada dalam ancaman. Sekali lagi: Jangan anggap enteng!
“Sedari awal, akhir Februari saya sudah mengingatkan Pemerintah dan bangsa agar kita waspada menghadapi virus ini. Perangkat hukum yang komprehensif untuk menjadi dasar kita bertindak harus kita buat untuk mengantisipasi keadaan yang mungkin berkembang makin buruk,” ujarnya.
“Bahkan saya katakan Pemerintah harus siap-siap alokasikan dana untuk menghadapi bencana wabah ini karena dampaknya akan sangat besar ke bidang lain. Ini bukan sedekar masalah kesehatan, ini masalah ekonomi, sosial, politik bahkan pertahanan keamanan,” sambungnya.
Mantan Menkumham itu menuturkan, meskipun dirinya dituding ngeyel dan suka nyinyir. tapi dia tegaskan bahwa itu semua adalah bagian dari kewajibanya untuk mengingatkan pemerintah dalam menghadapu bahaya wabah Covid-19 itu.
“Banyak yang nuding saya ngeyel dan nyinyir. Saya pikir adalah kewajiban saya untuk mengingatkan. Saya berpikir dalam konteks pengalaman dan pengetahuan di masa lalu ketika kita menghadapi SARS. ASEAN waktu itu mengadakan KTT Darurat di Bangkok. Saya ikut Bu Mega datang ke sana,” imbuhnya.
Akhirnya terang Yusril, kini, baik rakyat kita sendiri maupun negara-negara lain sama-sama prihatin dengan kesiapan kita menghadapi bencana ini. Kini sudah diterapkan Darurat Kesehatan secara nasional. “PSBB mulai dilaksanakan di beberapa daerah. Semua harus dievaluasi, apakah langkah kita sudah tepat dan sudah cukup,” tegasnya.
Lanjut, Yusril menegaskan, dalam menghadapi wabah virus Covid-19 ini pemimpin dimanapun di dunia kali ini harus mampu bertindak cepat dan tepat.
“Pemimpin di manapun di dunia ini harus mampu bertindak cepat dan tepat. Salah ambil putusan, lambat mengantisipasi keadaan dan cenderung menganggap enteng sesuatu, harus dijauhi. Kita kini berpacu dengan waktu. Karena itu kita tetap harus tegar. Jangan kalah dengan virus ini!,” tegas Yusril.
Sebab, kata Yusril, kecepatan virus ini bermutasi atau berubah bentuk, menyebabkan kesulitan bagi manusia untuk melawannya. Dikatakanya, Belum lagi obat dan vaksin untuk melawan virus tipe A ditemukan, virusnya sudah bermutasi ke tipe B dan C. Tentu masing-masing tipe perlu obat dan vaksin sendiri-sendiri untuk melawannya.
“Kepintaran manusia kini ditantang oleh virus ini. Kalau manusia kalah ilmu melawan mereka, virus ini akan membunuh lebih banyak korban. Hanya riset yang serius untuk menemukan obat dan vaksin canggih yang dapat mengalahkan virus ini. Manusia harus bekerjasama melawannya,” terangnya.
Yusril kembali menegaskan, virus Corona ini menyerang umat manusia tanpa pilih-pilih. Semua bangsa, semua ras menjadi korban. Virus ini juga tidak perduli pada agama. Orang Islam, Kristen, Yahudi, Hindu, Buddha, Tao, Shinto, Konghucu bahkan orang atheis dan Komunis semua jadi korban.
“Virus ini juga tidak perduli pada iklim. Mereka hidup di mana saja. Di daerah dingin seperti Eropa dan Amerika Utara, mereka hidup. Di daerah panas di Timur Tengah dan negara2 mereka hidup. Di daerah subtropis & tropis seperti Asia Tenggara, virus ini juga hidup dan berkembang,” pungkasnya.



