32.000 Orang di DKI Jakarta Diperkirakan Telah Terinfeksi Covid -19, Bisakah PSBB Meredamnya?

Abadikini.com, JAKARTA – Diperkirakan virus corona telah menginfeksi 32.000 orang di Jakarta. Hal itu berdasarkan data riset yang disampaikan pada ilmuwan yang tergabung dalam SimcovID Team dari berbagai universitas, yang mana kasus Covid-19 terdeteksi saat ini hanya 2,3 persen.

Hingga saat ini, tercatat jumlah pasien positif Covid-19 di Jakarta per Sabtu (11/4/2020) telah mencapai 1.903 orang.

” Riset ini, kami melihat fenomena yang ada. Ada juga memasukkan estimasi kebutuhan ICU,” kata peneliti ITB, Dr. Nuning Nuraini seperti dilansir Abadikini.com dari Kompas.com, Sabtu (11/4/2020).

Nuning menjelaskan angka estimasi terkait ada 32.000 orang yang telah terinfeksi virus corona, terlebih dahulu melihat angka kematian akibat virus SARS-CoV-2 ini.

Dari data kematian, kata Nuning, diestimasi melalui model SEIQRD (Suceptible-Exposed-Quarantine-Recovery-Death). Data ini untuk menentukan kasus yang tidak terdeteksi.

“Penentuan parameter yang kami pakai ini bisa jadi mengeluarkan angka yang beda dengan peneliti lain,” ujar Nuning.

Riset tersebut, kata Nuning, untuk melihat proyeksi dinamika kasus saat disimulasikan dalam beberapa strategi intervensi, yang disimulasikan untuk Jakarta dan Indonesia.

Nuning menjelaskan intervensi ini bertujuan untuk menurunkan angka reproduksi yakni laju infeksi, jumlah orang yang ditemui dan periode infeksi.

“Yang bisa kita kontrol adalah hanya menekan rata-rata kontak. Sedangkan laju infeksi tergantung karakteristik virusnya,” jelas Nuning.

Namun, periode infeksi juga dapat dipengaruhi oleh kecepatan tes deteksi Covid-19 dan juga isolasi.

Pemerintah DKI Jakarta telah menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Menurut Nuning, dengan upaya kemungkinan dapat menurunkan angka potensi infeksi yang diperkirakan bisa mencapai 32.000 kasus.

“Jelas (PSBB) bisa (turunkan potensi kasus Covid-19). Jadi itu, kan estimasi dengan kondisi angka kematian yang tinggi,” jelas dia.

Misalnya PSBB, lanjut Nuning, bisa dijalankan dengan baik, maka bisa menekan mobilitas. Harapannya, rantai penyebaran virus corona ini juga terputus.

“Sehingga angka kematian akibat Covid-19 bisa ditekan dan potensi total kasus akan lebih rendah,” sambung Nuning.

Nuning mengatakan selama PSBB bisa menekan mobilitas penularan virus corona sampai 10 persen, maka dapat menjadi intervensi supresi untuk menekan penyebaran Covid-19.

“Mitigasi kalau yang bergerak 50 persen, jika sampai di bawa 50 persen maka boleh didefinisikan sebagai mitigasi keras,” imbuh Nuning.

Strategi mitigasi bertujuan agar rumah sakit dapat menampung pasien yang memerlukan perawatan medis. Sebab, epidemi selesai apabila hampir seluruh penduduk terinfeksi dan terbentuk kekebalan kelompok (herd immunity).

Sedangkan supresi, jika laju penambahan kasus baru terus berkurang, sehingga penyakit Covid-19 ini hilang dari masyarakat.

Setelah penyakit hilang, ada kemungkinan terjadinya gelombang kedua, ketiga dan seterusnya.

Dari estimasi menggunakan model SEIRQD, dari 1 kematian dapat diperkirakan ada sekitar 385 kasus.

Dengan catatan, studi hanya terbatas untuk provinsi dengan jumlah kematian yang lebih dari nol. Serta, model valid jika sebagian besar pasien yang meninggal tidak berpindah provinsi selama 2 minggu.

Hasil riset SimcovID Team, peneliti menyimpulkan Jakarta memiliki kepadatan kasus Covid-19 tertinggi di Indonesia, dengan 315 kasus untuk setiap 100.000 populasi.

Kepadatan kasus infeksi virus corona di ibukota ini jauh melebihi provinsi lain, yang hanya berkisar di bawa 50 kasus per 100.000 populasi.

Sebagian besar provinsi dengan kepadatan kasus Covid-19 tertinggi dan rasio kasus tidak terdeteksi terletak di luar Jawa.

Di antaranya Bengkulu, Papua Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kepualauan Riau dan Bali.

Tim peneliti juga mengatakan makin lambat penerapan kebijakan, maka akibatnya puncak endemi akan semakin tinggi.

Selain itu, dalam menerapkan karantina wilayah, kecepatan identifikasi hasil rapid test akan turut menentukan kecepatan tercapainya puncak sekaligus penurunan kasus infeksi virus corona di Indonesia.

Sumber Berita
Kompas

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker