Industri Penerbangan AS ‘Goyang’ Akibat Corona, Meskipun Telah Menerima Stimulus Rp 800 Triliun

Abadikini.com, JAKARTA – Industri maskapai penerbangan Amerika Serikat baru saja menerima stimulus atau suntikan tunai hingga senilai US$ 50 miliar atau setara Rp 800 triliun (Kurs Rp 14.000/US$).

Jumlah itu dinilai belum cukup untuk menyelamatkan industri penerbangan yang rugi besar akibat dihimpit virus corona (COVID-19). Hanya penumpang yang dinilai mampu menyelamatkan industri tersebut.

“Stimulus itu tidak akan menyelamatkan industri ini kecuali industri ini dapat kembali menerbangkan penumpang seperti biasanya,” ujar Pengamat Industri Penerbangan AS Mike Boyd dikutip dari CNN, Senin (30/3/2020).

Berdasarkan data Kementerian Perhubungan AS, pendapatan industri ini secara keseluruhan selama periode April hingga Juni 2019 lalu mampu mencapai US$ 64,4 miliar. Sementara, pendapatan periode yang sama tahun ini diperkirakan jauh lebih kecil dari angka tersebut.

Administrasi Keamanan Transportasi AS mencatat total penerbangan tahun ini hanya mampu mencapai 8% saja dari total lalu lintas penumpang tahun lalu. Jumlah pemesanan tiket juga akan terhenti selama beberapa pekan dan bulan ke depan.

Tidak heran, maskapai AS mengurangi jadwal penerbangan untuk April dan Mei 2020 hingga 60-80%. Namun, sisa pesawat yang terbang nantinya juga tidak akan banyak diisi penumpang, sehingga perusahaan tidak mendapatkan keuntungan.

Artinya, stimulus yang diberikan pemerintah baru-baru ini masih belum mampu menutupi seluruh kerugian yang diterima industri tersebut.

Di sisi lain, Kepala Analis Kredit untuk Industri Penerbangan dari Standard and Poor’s Philip Baggaley menilai industri maskapai penerbangan bisa saja mengakali situasi ini dengan tak menggaji karyawan yang mengambil cuti sementara waktu. Hal tersebut dianggap efektif mengurangi beban biaya perusahaan.

“Asumsi umum adalah sisa tahun ini sebenarnya tidak terlihat suram, seperti kuartal kedua, tapi ini tetap akan menjadi pemulihan yang lambat,” ucap Baggaley.

Ia menilai pemulihan industri penerbangan akan bergantung dari upaya pemerintah menanggulangi penyebaran virus corona dan seberapa besar dampaknya terhadap ekonomi di dunia.

Masalahnya, kata Baggaley, masyarakat belum tentu dapat langsung bepergian ke luar kota atau ke luar negeri pasca-kasus virus corona mereda. Begitu juga dengan perjalanan bisnis.

“Ini akan menjadi pemulihan bertahap. Maskapai penerbangan mungkin akan menjadi salah satu industri terakhir yang pulih,” sambungnya.

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker