Mahathir Tolak Datang ke Istana saat Muhyiddin Yassin Dilantik Jadi PM Baru Malaysia

Abadikini.com, JAKARTA – Muhyiddin Yassin resmi menjadi Perdana Menteri Kedelapan Malaysia setelah dilantik oleh Raja pada Minggu (1/3). Acara pengambilan sumpah itu tidak dihadiri oleh Mahathir dan koalisi Pakatan Harapan yang merasa dikhianati.

Seperti diberitakan Reuters, acara pengambilan sumpah dilakukan di Istana Negara, Kuala Lumpur, pada pukul 10.30 waktu setempat. Raja Malaysia Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah memimpin acara tersebut.

Muhyiddin, 72, yang memakai baju khas Melayu diambil sumpahnya dan berjanji akan menjalankan tugasnya sebagai perdana menteri.

Acara tersebut dihadiri oleh para pemimpin Partai Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu) dan pendukungnya dari Partai Islam se-Malaysia serta UMNO.

Koalisi Pakatan Harapan dengan Anwar Ibrahim dan Mahathir Mohamad sebagai penggawanya tidak terlihat hadir.

Anwar dan politikus Pakatan Harapan berkumpul di kantor Mahathir. Sebelumnya, Mahathir telah mengatakan bahwa Pakatan Harapan tidak akan menghadiri acara pelantikan Muhyiddin. Dia juga menegaskan bahwa Raja tidak akan pernah melihat dia lagi.

Mahathir mengatakan bahwa Muhyiddin tidak layak menjadi PM. Menurut Mahathir, dia telah mengantongi 114 dukungan dari politikus Malaysia. Seharusnya, dia kembali menjabat PM.

Mahathir ingin menyampaikan bukti dukungan tersebut, namun Raja Malaysia menolak bertemu.

Penunjukan Muhyiddin sebagai PM oleh Raja adalah perkembangan terbaru dari kisruh politik di Malaysia setelah Mahathir menyatakan mundur. Kisruh bermula dari pembentukan koalisi pemerintahan baru yang digalang Muhyiddin dan Azmin Ali, bekas pejabat Partai Keadilan Rakyat (PKR) pimpinan Anwar Ibrahim.

Langkah Muhyiddin ini kemudian membuat Mahathir mundur dari PM dan dari Partai Bersatu. Mahathir mengaku dikhianati, baik oleh Muhyiddin dan Azmin.

“Saya merasa dikhianati oleh Muhyiddin. Dia telah merencanakan ini sejak lama dan sekarang dia berhasil,” kata Mahathir.

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker