Ternyata Ini Alasan Amerika Serikat Sengaja Menginfeksi Monyet dengan Virus Corona

Abadikini.com, WHASINGTON DC – Para ilmuwan di Institut Kesehatan Nasional (NIH) Amerika Serikat (AS) telah menginfeksi monyet-monyet laboratorium dengan virus Corona. Itu sebagai upaya mereka untuk menemukan vaksin untuk penyakit yang telah menewaskan lebih dari 2.700 orang pada saat ini.

Para peneliti di NIH Amerika dipimpin oleh Dr Emmie de Wit. Mereka menguji obat antivirus yang awalnya dibuat untuk virus Ebola pada 18 kera rhesus.

Studi untuk mendapatkan vaksin baru ini melibatkan tiga kelompok monyet, yang semuanya terinfeksi MERS-CoV—sepupu dari virus Corona baru, Covid-19—yang saat ini membuat dunia panik.

Kelompok monyet pertama dirawat 24 jam sebelum terinfeksi penyakit. Kelompok monyet kedua dirawat 12 jam setelah diinfeksi. Kelompok monyet ketiga tidak diobati.

Enam monyet yang diberi obat 24 jam sebelum mereka terinfeksi tidak menunjukkan gejala penyakit pernapasan.

Kelompok monyet kedua, yang dirawat 12 jam setelahnya, menunjukkan gejala penyakit yang sedang.

Monyet-monyet yang tidak diberi obat menunjukkan tanda-tanda penyakit yang lebih kuat, dengan kadar virus yang lebih tinggi terdeteksi di paru-paru mereka.

Para akademisi yang melakukan penelitian ini berharap remdesivir dapat bekerja melawan SARS-CoV-2, yang merupakan bagian dari keluarga virus yang sama dengan yang ada dalam percobaan.

“Data kami menunjukkan bahwa remdesivir adalah pengobatan antivirus yang menjanjikan terhadap MERS yang dapat dipertimbangkan untuk diterapkan dalam uji klinis,” tulis para ilmuwan tersebut dalam jurnal PNAS

, seperti dikutip news.com.au, Selasa (25/2/2020).

“Mungkin juga memiliki utilitas untuk virus Corona terkait seperti virus Corona baru; 2019-nCoV yang muncul dari Wuhan, China,” lanjut para ilmuawan.

Namun, para ilmuwan perlu menjalani uji coba pada manusia untuk memastikan obat tersebut dapat bekerja.

“Remdesivir sebelumnya melindungi hewan terhadap berbagai virus dalam percobaan laboratorium. Obat ini telah ditunjukkan secara eksperimental untuk secara efektif mengobati monyet yang terinfeksi virus Ebola dan Nipah,” kata NIH melalui seorang juru bicara.

“Para ilmuwan menunjukkan bahwa hasil penelitian yang menjanjikan mendukung uji klinis tambahan remdesivir untuk MERS-CoV dan 2019-nCoV.”

“Setidaknya dua uji klinis remdesivir untuk 2019-nCoV sedang berlangsung di China, dan pasien lain dengan infeksi 2019-nCoV telah menerima obat di bawah protokol penggunaan yang welas asih,” papar NIH.

Covid-19 sekarang memiliki hampir 80.000 kasus yang dikonfirmasi di seluruh dunia, termasuk lebih dari 2.700 kematian.

Orang ke-9 telah meninggal akibat Covid di Korea Selatan, tujuh kematian di Italia dan 12 kematian Iran telah menambah jumlah kematian secara global meningkat.

Di Italia, lebih dari 200 orang kini dinyatakan positif mengidap penyakit Covid-19, wabah terbesar yang dilaporkan di Eropa sejauh ini.

Sumber Berita
Sindonews

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker