Masih Pakai Roket Tahun 60-an, Lapan: Indonesia Butuh Transfer Teknologi

Abadikini.com, JAKARTA  –  Kepala Pusat Teknologi Roket di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Sutrisno mengakui  roket- roket bikinan Indonesia masih mengembangkan teknologi yang berasal dari era 1960-an. Menurutnya kemajuan teknologi di bidang roket sangat lambat dan Indonesia sangat membutuhkan transfer teknologi dari negara lain.

Pengakuan itu disampaikan Sutriso di hadapan Menteri Ristek Bambang Brodjonegoro dan jajaran petinggi Lapan pada Jumat 21 Februari 2020. Pada hari itu, Menristek melihat langsung perkembangan teknologi roket Indonesia sebelum meresmikan Laboratorium Anechoic Chamber, Fasilitas Pusat Teknologi Satelit.

“Ini teknologi dari 1960-an yang masih terus kami kembangkan,” kata Sutrisno. Dalam penjelasannya, Sutrisno merujuk kepada roket Kappa yang pernah didapat Indonesia di era Presiden Sukarno dari Jepang. Roket Kappa sendiri dikembangkan Jepang sejak 1956.

Menurut Sutrisno, pengembangan sebuah teknologi mensyaratkan kerja sama dan transfer teknologi. Itu sebabnya dia antusias dengan keberhasilan pemerintah Indonesia ‘memaksa’ pemerintah Cina menekan kesepakatan kerja sama selama lima tahun ke depan untuk transfer teknologi roket. Kerja sama didapat setelah Indonesia memberi izin Cina melewati batas perairan Indonesia untuk kepentingan pelacakan trayek satelitnya.

Sutrisno menjelaskan, Lapan masih fokus pada pengembangan roket diameter 450 milimeter setelah yang 550 milimeter gagal di uji terbang. Roket Rx-450 memiliki daya jangkau 70 kilometer, kalah jauh dari roket sejenis, dua tingkat bikinan Cina yang bisa sampai 200 kilometer.

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker