Nakhodai PAN Lagi, Zulkifli Hasan Melucuti Jagoan Amien Rais

Abadikini.com, JAKARTA – Zulkifli Hasan (Zulhas) menorehkan sejarah baru usai menjadi Ketum PAN dua periode. Zulhas yang kini jadi nakhoda akan menentukan arah politik PAN ke depan.

Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio mengatakan Zulhas sudah mengukir sejarah karena telah berhasil menjadi orang pertama yang menjadi Ketum PAN dua periode. Dia mengatakan, pencapaian Zulhas itu merupakan modal yang cukup untuk menakhodai PAN secara penuh.

“Zulhas sudah membuktikan kepada Indonesia. Zulhas sudah menorehkan sejarah, dia menjadi Ketum pertama PAN yang sukses dua periode. Seharusnya, dengan dua periode ini semakin kuatlah dia menakhodai PAN,” kata Hendri Satrio saat dihubungi, Jumat (14/2/2020).

Meski semakin kuat, Zulhas, kata Hendri, tetap perlu menghormati Amien Rais sebagai tokoh PAN. Soalnya, menurut dia, Amien Rais merupakan bagian dari sejarah yang tak boleh dihilangkan begitu saja.

“Tapi yang penting, apa pun itu, Pak Amien Rais harus dihormati. Karena Amien Rais ini aset bangsa. Bagaimana pun juga Amien Rais ini bagian dari sejarah, terutama sejarah reformasi Indonesia. Jadi harus dihormati oleh PAN. Bahkan, salah satu kader terbaik PAN saat ini tetaplah Amien Rais,” ungkapnya.

Hendri menjelaskan apa yang dimaksud dengan ‘dihormati’ bukan berarti Amien Rais sebagai penentu arah kebijakan PAN. “Dihormati harus. Tapi kalau kebijakan kan sangat mungkin tergantung pengurus,” imbuh Hendri.

Hendri mengingatkan agar Zulhas segera menentukan arah PAN. Dia mengatakan peluang PAN untuk masuk koalisi pemerintah masih terbuka selama belum ada reshuffle di kabinet.

“Zulhas harusnya kan merangkul semua. Ditentukan saja, kalau memang berkoalisi dengan Pak Jokowi adalah potensial dan bagus untuk PAN. Ya lakukan saja koalisi dengan Pak Jokowi, mumpung belum ada reshuffle. Kalau ada reshuffle kan nggak bisa dapet jatah lagi,” jelasnya.

Sementara itu, Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes mengatakan bahwa di dalam tubuh PAN tak ada ‘hak veto’ tunggal dalam menentukan arah kebijakan partai. Zulhas, dia melanjutkan, perlu mengajak semua elemen di PAN untuk memajukan partai.

“Salah satu ciri politik internal PAN adalah hidupnya kompetisi politik internal, tidak ada veto player yang dominan, dan pengambilan keputusan yang kolektif. Dengan perilaku politik internal yang demokratis, susah bagi tumbuhnya kepemimpinan tunggal karena faksi-faksi politik internal relatif ada meskipun tidak sekuat Golkar,” ujar Arya Fernandes saat dihubungi, Jumat (14/2/2020).

Arya mengatakan posisi Amien Rais tetap strategis di partai berlambang matahari putih itu. Akomodasi sejumlah faksi partai, kata dia, akan selalu ada.

“Meskipun calon yang didukung Amien kalah, posisi Amien tetap strategis di PAN. Akan selalu ada akomodasi bagi faksi-faksi Mulfachri, Hatta, Asman dan Drajat,” paparnya.

Senada dengan Hendri, Arya juga mengatakan PAN harus segera menentukan ‘arah kapalnya’. Arah politik yang menurut Arya, tak lepas dari citra PAN sebagai partai tengah.

“PAN saya kira harus segera menentukan posisi politiknya apakah tegas menjadi oposisi, dekat dengan pemerintah atau bermain aman tergantung isu. Itu penting bagi pemilih PAN dan pemilih lainnya untuk melihat posisi politik PAN,” ungkapnya.

“PAN harus kembali menjadi partai tengah, perkotaan, terbuka dan modern. PAN harus kembali menargetkan pemilih dari kelompok terdidik, perkotaan dan anak-anak muda dan kembali ke akar sebagai partai terbuka,” sambung Arya.

Sumber Berita
detikcom

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker