Dielu-elukan Relawan Lia Istifhama, Hingga ‘Benteng Lia’ Dirikan Posko di Wonocolo

Abadikini.com,  SURABAYA – Perhelatan Pilwali Surabaya 2020 sudah menunggu hitungan bulan, namun kandidat yang memiliki kans tiket bertarung, masih cair. Beberapa nama mulai tenggelam, namun nama lainnya masih terlihat bertahan. Salah satu yang masih bertahan adalah Lia Istifhama.

Aktivis NU milenial ini memang dikenal sebagai figur memiliki jaringan relawan yang sangat loyal. Meski beberapa kali dicibir sebagai kandidat mbonek (bondho nekat), tapi kenyataannya, Ning Lia masih bertahan dalam bursa pilwali.

Bahkan, Benteng Lia (Barisan Penguatan Neng Lia) yang dikomando Gus Yusuf Hidayat, setelah membentuk tim 9 Kiai yang diketuai KH Abdul Mutholib (Rungkut), kini telah membuka posko pemenangan. Bertempat di Wonocolo gang tiga, posko tersebut dihandle oleh salah satu relawan, yaitu Cak Rosidi.

Ini merupakan aspirasi teman-teman. Sejak dulu sekali, bahkan sebelum deklarasi 38 relawan, mereka ingin membentuk posko di tiap kecamatan dan ada yang kelurahan.
Namun ning Lia tidak memberikan arahan atas itu karena beliau tidak mau membebani relawan.

“Beliau bilang, sudah kawan-kawan gak usah kerepotan, njenengan semua sudah banyak bantu. Biar urusan posko cukup dihandle tim benteng saja. Maka itu, kami pun mengambil alih agar posko berpusat disini saja. Seperti harapan ning Lia agar tidak jadi beban relawan yang dinilainya sangat mati-matian mendukung pilwali ini,” kata Rosidi.

Rosidi menyatakan, “yang pasti, siapapun kandidatnya, kalau berpasangan dengan ‘Ning Lia’ (Lia Istifhama), pasti menang di Surabaya,” ucapnya saat pembukaan posko Benteng Lia di Wonocolo III, Surabaya. Senin, (10/2/2020).

Menjelaskan alasan pemilihan lokasi, Lia Istifhama mengatakan, “kita mengambil posisi di tengah pemukiman padat karena kami ingin menjadi bagiab dari masyarakat Surabaya pada umumnya, yaitu yang mayoritas tinggal di pemukiman seperti ini. Ada nuansa kesederhanaan, kebersamaan dan guyub rukun.

Saya sendiri juga bersyukur terlahir dan tinggal di Jemur Wonosari. Karena nuansa merasakan sebagai rakyat seperti pada umumnya, sangat terasa”, lugas ibu dua anak yang akan menginjak usia 36 tahun ini.

Putri tokoh gaek PPP, KH Masykur Hasyim ini juga menjelaskan harapannya pada relawan. “Maturnuwun ya semuanya. Saya berharap, semoga kita semua terus tersambung dalam silaturahmi. Itu yang penting. Urusan pilwali, saya prinsipnya ‘otak’, yaitu optimis dan tawakkal,” pungkasnya.

Acara yang berlangsung guyub tersebut, diawali dengan pembacaan doa oleh kakak ipar Lia, yaitu Gus Ahmad Sahal Basyaiban, dan ditutup dengan pemaparan para koordinator para relawan, seperti Sudarmanto, H. Abdur Rahman, H.Husen, Sri Haryati, H. Subhan Effendy, Agung, dan sebagainya.

Barisan relawan yang hadir dalam kesempatan tersebut Barisan Gus dan Santri Bersatu (BAGUSS), RR 77, Almatura, Sahabat KIP, Surabaya Berlian, Surabaya Ceria, Relasan Saksi Nol Rupiah, Surabaya Mulia Sejahtera, Sahabat Ceria, dan Opsi for Ning Lia.

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker