Tanggapi Usulan Trump Soal Perdamaian Timur Tengah, Mahmoud Abbas: Yerusalem Tidak untuk Dijual

Abadikini.com, JAKARTA — Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memaparkan rencana perdamaian Timur Tengah dan memperingatkan prakarsanya itu mungkin merupakan peluang satu-satunya bagi Palestina untuk meraih kemerdekaan sejati.

“Visi saya menghadirkan peluang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak, solusi dua negara yang realistis,” kata Trump kepada para pejabat dan wartawan di Gedung Putih.

Berdasarkan rencananya ini, Yerusalem akan tetap menjadi ibu kota Israel saja, yang keamanannya akan dijamin dalam kesepakatan.

Dikatakan Trump, rencana perdamaian itu juga akan menawarkan pihak Palestina wilayah berdampingan bagi negara itu dan juga bantuan keuangan dalam jumlah besar, dengan syarat Palestina memenuhi sejumlah tuntutan.

Ketika berbicara di samping Trump, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan Israel harus memiliki kedaulatan di Lembah Yordania.

Ditambahkan adalah kebohongan besar anggapan PBB saat ini bahwa perluasan permukiman Yahudi melanggar hukum internasional.

Apa saja usulan utama Trump?

“Hari ini, Israel menempuh langkah besar menuju perdamaian,” kata Trump di hadapan para wartawan di Gedung Putih.

“Visi saya menghadirkan kesempatan sama-sama menang bagi kedua belah pihak, solusi dua negara yang realistis dan menuntaskan risiko kenegaraan Palestina terhadap keamanan Israel,” tambahnya.

Usulan-usulan Trump mencakup:

AS akan mengakui kedaulatan Israel terhadap wilayah yang direncanakan Trump sebagai bagian dari Israel. Rencana itu meliputi sebuah peta konsep yang, menurut Trump, menggambarkan luasan teritori yang dapat Israel kompromikan.

Peta itu “lebih dari dua kali lipat teritori Palestina dan menyediakan ibu kota Palestina di Yerusalem Timur”, tempat AS akan membuka kedutaan, kata Trump. Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) mengatakan rencana Trump akan memberikan kendali pada Palestina sebesar 15% dari yang disebut “kawasan bersejarah Palestina”.

Yerusalem “akan tetap menjadi ibu kota Israel yang tidak terbagi”. Baik Israel dan Palestina saling mengklaim kota tersebut. Palestina berkeras Yerusalem Timur, yang diduduki Israel pada Perang Timur Tengah 1967, bakal menjadi ibu kota negara masa depan mereka.

Peluang bagi Palestina untuk “mencapai negara independen”. Akan tetapi dia hanya memberikan sekelumit rincian.

“Tidak ada warga Palestina atau Israel yang akan tercerabut dari rumah mereka”—yang mengindikasikan permukiman Yahudi di Tepi Barat yang diduduki Israel akan tetap seperti itu.

Israel akan bekerja sama dengan raja Yordania untuk memastikan status quo pengelolaan tempat-tempat suci di Yerusalem, yang dikenal oleh warga Yahudi sebagai Temple Mount dan al-Haram al-Sharif oleh umat Muslim, tetap terjaga. Selama ini Yordania mengelola tempat-tempat itu.

Teritori untuk Palestina dalam peta versi Trump “akan tetap terbuka dan tidak dikembangkan selama empat tahun”. Pada periode itu, Palestina dapat mengkaji kesepakatan, berunding dengan Israel, dan “mencapai kriteria sebagai sebuah negara”.

“Palestina dalam kemiskinan dan kekerasan, dieksploitasi oleh mereka yang menggunakan mereka sebagai pion untuk menggelorakan terorisme dan ekstremisme. Mereka berhak mendapat kehidupan yang jauh lebih baik,” kata Trump.

Dia juga mengisyaratkan bahwa Tepi Barat tidak akan dipotong setengah dalam rencananya.

“Kami juga akan bekerja menciptakan teritori berdampingan di dalam negara masa depan Palestina, ketika syarat menciptakan negara dipenuhi, termasuk penolakan terorisme secara tegas,” katanya.

Para pejabat Israel mengatakan Netayanhu akan bertolak ke Moskow pada Rabu (29/1/2020) untuk merundingan proposal dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Apa tanggapan Presiden Palestina?

Wakil-wakil Palestina, yang tidak hadir dalam peluncuran rencana perdamaian, mengecam prakarsa Trump.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas menolak rencana Trump tersebut dan menyebutnya sebagai “konspirasi”.

“Saya katakan kepada Trump dan Netanyahu: Yerusalem tidak untuk dijual, semua hak kami tidak untuk dijual dan tidak untuk tawar-menawar,” kata Abbas dalam pidato yang disiarkan televisi dari Ramallah di Tepi Barat.

“Dan kesepakatan Anda adalah konspirasi,” katanya.

Sementara para pejabat Hamas, kelompok utama Palestina di wilayah Gaza, menyebut usulan itu tidak masuk akal.

Hamas mengatakan Presiden Trump berusaha melikuidasi proyek nasional Palestina.

Pejabat senior Hamas, Khalil al-Hayya, juga menolak usulan agar ibu kota Palestina berada di Yerusalem Timur yang diduduki Israel, dan menegaskan Palestina tidak akan lokasi pengganti Yerusalem sebagai ibu kota.

Bahkan sebelum diumumkan, ribuan warga Palestina menggelar aksi di Kota Gaza menolak rencana perdamaian Trump.

Sumber Berita
BBC Indonesia

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker