Ini Dia Pengingat Manusia dari Kehancuran, Jam Kiamat Bergerak Maju 20 Detik

Abadikini.com, JAKARTA — Jam kiamat makin menunjukkan kekhawatirannya akan datangnya hari akhir. Jarum jam di ikon yang menghitung kedatangan hari kiamat, atau yang dinamakan Doomsday Clock, semakin mendekati jam 12.00 malam.

Dilansir dari metro.co.uk, ‘para penjaga’ jam kiamat baru saja menggerakkan jarum panjang jam tersebut, menjadi dua detik lebih maju. Hal ini membuat jam tersebut, masih memiliki waktu 100 detik lagi sampai menuju ‘tengah malam’.

Tengah malam yang dimaksud bukan jam 12 malam seperti hari-hari biasa. Namun kekhawatiran bahwa kiamat semakin dekat. Ini akibat dari semakin gencarnya perubahan iklim, atau semakin dekatnya perang nuklir yang diprediksi akan membuat spesies di bumi hangus.

Keputusan untuk memindahkan jarum jam itu, sebenarnya diambil pada bulan November. Sebelum Iran mengancam untuk meninggalkan perjanjian non-proliferasi dan Korea Utara menjauh dari perundingan nuklir dengan AS.

Para ilmuwan khawatir bahwa kita memasuki era yang tidak stabil ketika lebih banyak negara bagian memiliki nuklir dan cenderung menggunakannya. Sisanya tinggal 100 detik. Ini merupakan gambaran betapa semakin dekatnya kehancuran dunia. Hitungan detik, bukan jam atau menit,” ujar Rachel Bronson, CEO Bulletin, menjelaskan perubahan jam kiamat ini.

Rachel mengungkap jika waktu yang ditunjukkan jam ini merupakan yang paling terdekat ke arah kiamat, yang pernah terlihat sepanjang sejarah Doomsday Clock.

“Kita sekarang sedang menghadapi keadaan darurat yang sebenarnya. Dunia telah memasuki kenyataan akan dua menit peringatan, sebuah masa ketika bahaya semakin mengancam,” katanya.

Sebelumnya diketahui, tahun lalu Doomsday Clock masih menunjukkan sisa 102 detik. Namun kemarin dua detik telah dimajukan sehingga hanya tersisa 100 detik lagi menuju kehancuran dunia.

Dua menit menjelang tengah malam merupakan waktu terdekat ke kiamat, sejak AS dan Uni Soviet menguji bom hidrogen selama Perang Dingin.

Jam ini sendiri didesain untuk memperingatkan publik tentang seberapa dekat manusia dalam menghancurkan dunia dengan teknologi berbahaya yang mereka buat sendiri.

“Ini adalah metafora, pengingat bahaya yang harus kita atasi jika kita ingin bertahan hidup di planet ini.” ujar Robert Rosner, ilmuwan dari University of Chicago.

Sumber Berita
Rakyatku
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker