Heboh, Buku Sejarah di Prancis Ungkap Keterlibatan CIA sebagai Otak Serangan 9/11

Abadikini.com, PARIS – Sebuah perusahaan penerbitan di Prancis meminta maaf setelah buku teks sejarah yang beredar di banyak toko buku belakangan ini menyebut serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat kemungkinan dirancang oleh badan Intelijen AS, CIA.

Kabar itu menyeruak di media sosial dan disoroti sejumlah guru sekolah.

Buku berjudul Sejarah Abad ke-20 dalam Bentuk Kartu itu menargetkan pembaca anak-anak sekolah.

BBC melaporkan, Rabu (22/1/2020), pihak penerbit mengatakan kalimat itu seharusnya tidak pernah tercetak.

“Kalimat yang mendukung teori konspirasi ini dan tidak berdasar fakta harusnya tidak pernah muncul dalam buku ini. Ini tidak mewakili pendapat editorial atau posisi penerbit atau penulis,” kata pernyataan pihak penerbit dalam situs resmi mereka.

Buku teks sejarah itu dikatakan sebagai ulasan lengkap tentang sejarah Prancis, Eropa, dan dunia di abad ke-20. Buku itu ditulis oleh Jean-Pierre Rocher, guru sejarah dan geografi serta lulusan Universitas Sains Po di Paris.

Meski buku itu sudah terbit November lalu, namun kalimat tentang CIA itu baru ketahuan setelah seorang putri dari salah satu guru sekolah di tingkat menengah membeli satu buku itu dan menemukan kalimat tersebut di dalamnya.

Pada halaman 204 dijelaskan tentang konteks pembentukan kelompok jihadis Al Qaidah dan empat serangan teroris pada 11 September 2001 di Kota New York dan Washington, Amerika Serikat. Penulis kemudian membuat pernyataan:

“Peristiwa global ini–tidak diragukan lagi didalangi oleh CIA untuk memberlakukan pengaruh AS di Timur Tengah?–dengan menyerang simbol kekuatan Amerika di wilayahnya sendiri.”

Guru itu kemudian membagikan kabar ini di Facebooknya dan juru bicara kelompok guru, Bruno Modica, mengatakan kepada harian Le Monde, “respons kabar itu langsung meledak”.

“Ada 122 komentar. Kalimat yang mengandung teori konspirasi yang bisa kita dengar di kelas atau dari beberapa komentar murid ini tertulis di situ. Tapi untuk menuliskannya ke dalam sebuah buku oleh seorang guru, hal itu tidak bisa diterima.”

Peristiwa ini kemudian masuk ke situs Conspiracy Watch dan dikatakan kalimat dalam buku itu mengandung pernyataan yang menyebut ada kontroversi di seputar peristiwa 11 September.

Dalam jajak pendapat oleh Ifop pada Desember 2018 ditemukan 21 persen responden di bawah usia 35 tahun mendukung gagasan bahwa pemerintah AS terlibat dalam serangan ini dan di rentang usia itulah buku ini menyasar pembacanya.

Lebih dari 18 tahun kemudian setelah jihadis Al Qaidah membajak pesawat dan menabrakkannya ke gedung World Trade Center, Pentagon dan sebuah lapangan di Pennsylvania, orang yang disebut sebagai arsitek serangan itu akan muncul di pengadilan militer AS pekan ini. Khalid Sheikh Muhammad ditahan di Penjara Guantanamo dan dia adalah orang dekat mantan pemimpin Al Qaidah Usamah Bin Ladin.

Penerbit Prancis, Ellipses mengatakan penulis buku ini bersedia menghapus kalimat yang menuai kontroversi itu dan siap memberikan koreksi pada buku versi daring yang belum dipajang di toko buku.

Sumber Berita
Merdeka

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker