Sindir Anies soal Banjir, Denny Siregar: Risma Langgar Sunatullah

Abadikini.com, JAKARTA — Sejumlah wilayah dan jalan protokol di Kota Surabaya terendam banjir pada Rabu (15/1/2020) akibat guyuran hujan yang lebat.

Berita banjir Surabaya ini menarik perhatian warganet dan kemudian dijadikan bahan perbandingan, antara Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Walikota Surabaya Tri Rismaharini.

Tak ketinggalan, penulis dan pegiat media sosial Denny Siregar ikut berkomentar satire menyikapi banjir yang terjadi di Surabaya dibandingkan dengan Jakarta.

Denny mengawali kalimat dengan berita awalan Surabaya tenggelam, lalu foto-foto mobil tenggelam, motor mogok yang semakin menunjukkan fakta, Walikota Surabaya, Tri Rismaharini yang dibanggakan ternyata “gagal” juga terkait banjir.

Namun, Denny melanjutkan bedanya, banjir hanya 3 jam surut. Denny bahkan menutup kalimat satire-nya dengan candaan tak ada foto perahu karet yang terpampang di Banjir Surabaya, dan disebutnya banjir Surabaya nggak rame.

Berikut tulisan lengkap Denny Siregar seperti melansir indozone.id.

Saya kesal sama bu Risma..

Hujan berjam-jam menghantam Surabaya..

Berita dimana-mana, “Surabaya tenggelam !” Foto-foto bersliweran menunjukkan fakta, ada mobil terendam, banyak motor mogok di jalan.

Dan senyum di wajah beberapa teman pendukung Anies Baswedan langsung terpampang lebar, “Tuh kan.. mana Walikota Surabaya yang dibanggakan ? Anies lagi yang disalahkan ?” Dan mereka ketawa hebat memenuhi media sosial sambil upload foto-foto banjir di Surabaya.

Sialnya, air di Surabaya cepat surutnya. Mulut mereka langsung tertutup rapat. Diam. Dan foto-foto banjir itu menghilang.

Saya tahu, mereka menunggu “perahu karet” yang jadi pemandangan biasa waktu Jakarta banjir menghiasi koran dan media online. Perahu karet yang membagikan makanan seliweran berhari-hari ke warga yang terjebak dan kelaparan.

Dan berita dari media, “Banjir sudah sedada, tadinya sepaha..” ternyata gak ada. Mereka kecewa..

Ini memang salahnya bu Risma.

Bu Risma tidak mampu membahagiakan orang Jakarta. Di Jakarta, setiap hujan besar, bahkan ada orang yang dengan gembira main perahu kayak di depan Universitasnya. Malah ada video secangkir kopi panas diatas kayu, jalan-jalan ditengah aliran air.

Bu Risma ternyata belum mampu berdiskusi dengan air supaya mampir lama di Surabaya. Air tidak diajak komunikasi dan pelan2 diresapkan ke dalam tanah, malah disalurkan ke gorong-gorong dan dibuang ke laut.

Jelas ini melanggar Sunnatullah !!

Bu Risma tidak membuka diri untuk dibully, seperti Gubernur Jakarta. Padahal, kata seorang ustad terkenal yang sempat heboh karena kawin diam2, dibully itu menggugurkan dosa-dosa.

Bu Risma gak mau masuk surga apa ??

Bu, harusnya diamkan dulu airnya berhari-hari. Contoh Jakarta, disini banjir itu katanya membawa berkah. Kalau cuman terendam sedikit, terus dalam hitungan jam banjirnya hilang, berkahnya juga hilang bu..

Bu Risma gak pandai sih memanfaatkan banjir untuk pencitraan. Harusnya biarkan banjir lama, trus sewa orang-orang untuk teriakkan, “Hidup Walikota !” padahal air sudah sehidung mereka.

Makanya bu, jadi Walikota itu harus pandai menata kata, jangan menata kota. Beginilah jadinya..

Untuk kali ini saya kecewa sama bu Risma. Padahal ada nasihat, “membahagiakan orang itu berpahala..” Kalau Surabaya banjir, berapa juta orang bahagia di Jakarta ? Berilah mereka bahagia sedikit saja, biar ibu banyak pahalanya..

Karena itu saya menyarankan Google untuk membuat kata pencarian, “Walikota tercerdas..” biar ibu kapok. Biar itu sebagai hukuman..

Kali ini saya bilang, “Banjir di Surabaya gak rame !!”Padahal saya sudah buat kopi hanya untuk meladeni meme-2an.Sial ! Kuseruput aja kopinya sekalian..

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker