Ancaman Topan Phanfone dan Hujan Saat Libur Tahun Baru di Indonesia

Abadikini.com, JAKARTA – Deputi Bidang Meteorologi BMKG, R Mulyono Rahadi Prabowo memastikan badai angin Topan Phanfone di Filipina yang keberadaannya kini dekat dengan perbatasan wilayah utara Indonesia tidak akan mengganggu malam perayaan Tahun Baru 2020 di Tanah Air.

“Phanfone masih berlangsung. Pusat badai terus akan bergerak bergerak selama 3-4 hari ke depan menuju arah barat atau barat laut,” kata Prabowo seperti dilaporkan Antara via CNN, Jumat (27/12).

Sebelumnya, momen perayaan Natal berubah kacau di wilayah pusat Filipina akibat terjangan badai topan Phanfone disertai angin kencang dan hujan deras yang merusak rumah, memutus aliran listrik serta membuat para pelancong terlantar.

Menurut dia, pergerakan badai dalam beberapa hari ke depan cenderung menjauh dari Filipina dan kawasan Indonesia di bagian utara seperti di Kalimantan Utara dan sekitarnya.

Kendati demikian, dia mengatakan terdapat efek bawaan topan Phanfone yang mempengaruhi tinggi gelombang perairan Indonesia yang bisa dalam kisaran 2-4 meter, terutama di Laut Natuna, area Tarempa dan Selat Karimata.

Dari sisi cuaca, lanjut dia, tidak ada dampak signifikan akibat topan tersebut meski saat ini beberapa wilayah Indonesia mengalami musim hujan.

Untuk itu, Prawobo mengingatkan kewaspadaan masyarakat terhadap gelombang tinggi dan dampak hujan yang bisa deras di sejumlah kawasan wisata.

Dia mengatakan seiring cuaca di Indonesia yang sebagian besar mulai diguyur hujan maka bagi masyarakat yang hendak bepergian agar dapat mengatur waktunya dengan memilih beraktivitas pada pagi hingga siang lantaran cerah.

Alasannya, kata dia, kawasan terbuka termasuk area wisata pada siang hingga malam banyak wilayah yang cenderung diguyur hujan pada musim hujan ini.

Hujan di Libur Tahun Baru

BMKG memprakirakan hujan dengan intensitas sedang hingga deras turun di sebagian wilayah Indonesia selama masa libur Tahun Baru 2020.

“Curah hujan pada Januari-Maret 2020 ini tinggi, yang banyak terjadi di Sumatera, Jawa, kawasan Nusa Tenggara, Sulawesi, Papua,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.

Saat ini, menurut dia, sebagian besar wilayah Indonesia sudah memasuki musim penghujan. Menurut prakiraan BMKG, curah hujan di wilayah Indonesia akan meningkat menjelang malam pergantian tahun.

Rita mengatakan bahwa pada masa pergantian tahun 2019 ke 2020 hujan akan turun di banyak tempat dan dia meminta warga mengantisipasinya.

“Agar sebelum beraktivitas bisa memantau info BMKG di sosmed, di situ terdapat peringatan dini. Kami bukan melarang orang beraktivitas atau beribadah, tapi agar menyiapkan mantel, payung. Hujan biasanya terjadi pada siang menjelang sore. Sementara pagi hingga siang cenderung cerah,” katanya.

Rita juga mengatakan bahwa meski kedatangan gempa tidak bisa diprediksi sebagaimana cuaca dan iklim, pemerintah daerah yang wilayahnya rawan gempa sebaiknya memastikan mitigasi bencana berjalan baik guna menekan dampak bencana.

Siapkan Resapan Air

Rita kemudian menekankan pentingnya peran area resapan air untuk mencegah banjir selama musim penghujan.

“Sebelum puncak hujan pada Februari-Maret 2020 agar dioptimalkan resapan-resapan air akibat hujan yang melimpah, terutama di lahan-lahan datar. Kalau di area miring sebaiknya tidak karena bisa mendorong longsor,” katanya.

Kalau area resapan air hujan sedikit, ia mengatakan, maka air yang jatuh ke permukaan tanah hanya akan mengalir ke saluran air dan menuju laut tanpa dan jika demikian cadangan air tanah akan sedikit. Perbanyakan area resapan air diperlukan untuk memperbanyak cadangan air tanah.

“Agar saat kemarau kita tidak kekeringan pada April-Oktober 2020,” demikian Rita.

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker