Ego Mohamed Salah dan Bom Waktu Liverpool

Abadikini.com, JAKARTA –  Tiga hari jelang Leicester City vs Liverpool di Boxing Day Liga Inggris, mantan pemain Manchester City Samir Nasri mengeluarkan kritikan untuk Mohamed Salah. Nasri menyebut Salah sebagai pemain yang mementingkan diri sendiri.

“Salah lebih ke pemain individual, dia hanya bercita-cita mencetak gol. Saya tidak menyebut Salah egois, tapi lebih mengejar gol dan statistik,” ujar Nasri dikutip dari Daily Mail.

Beberapa hari setelah Nasri mengungkapkan kritikan tersebut, Salah menunjukkan permainan yang egois ketika Liverpool mengalahkan Leicester. Sampai-sampai keinginan Salah untuk mencetak gol membuat pelatih The Reds Juergen Klopp marah.

Klopp menegur Salah ketika pemain 27 tahun itu membuang peluang pada menit ke-11. Salah berusaha mencetak gol dari sudut sempit meski Sadio Mane dan Roberto Firmino dalam posisi yang lebih bagus untuk mencetak gol. Klopp pun berteriak: “Mo!”

Kekesalan Klopp cukup beralasan. Pasalnya, kedudukan masih imbang tanpa gol dan kemenangan atas Leicester penting bagi Liverpool dalam usaha merebut gelar Premier League untuk kali pertama. Klopp kemudian menarik Salah pada menit ke-70 saat Liverpool sedang unggul 1-0.

Usai laga melawan Leicester, pendukung Liverpool di media sosial terbagi. Ada yang mendukung Salah, ada juga yang mengkritik winger yang memulai karier profesional bersama Al Mokawloon itu.

Wajar jika pemain lini depan seperti Salah ingin selalu mencetak gol. Terlebih statistik menunjukkan Salah bukan pemain sembarangan jika berada di depan gawang lawan. Terbukti mantan pemain Chelsea itu merebut gelar top skor Liga Inggris di dua musim terakhir.

Salah hingga kini, bersama Sadio Mane, juga berstatus top skor sementara Liverpool di Premier League dengan sembilan gol. Salah sering mencetak gol penting bagi Liverpool.

Apa yang terjadi saat Liverpool mengalahkan Leicester di Stadion King Power, Kamis (26/12) malam waktu setempat, adalah hal yang wajar. Tapi hal yang ‘wajar’ itu bisa menjadi bom waktu bagi Liverpool jika Klopp tidak mampu mengatasinya.

Klopp Pelatih Tepat

Masih segar di ingatan kita Salah dan Mane bertengkar saat pertandingan melawan Burnley, September lalu. Ketika itu Mane marah-marah di pinggir lapangan usai ditarik keluar. Pemain asal Senegal itu kesal karena Salah tidak memberinya umpan di beberapa permainan dan ngotot ingin mencetak gol.

Liverpool patut bersyukur memiliki pelatih seperti Klopp. Pelatih asal Jerman itu sejauh ini mampu mengatasi masalah di dalam tim dengan tenang. Klopp tidak pernah menyalahkan pemainnya di depan media, tapi menyelesaikan masalah di atas lapangan.

Ketika melawan Leicester, Klopp menunjukkan kekuasaan dengan menarik keluar Salah pada menit ke-70. Klopp tidak peduli dengan status pemain kunci Salah. Ketika Klopp merasa permainan Salah sudah mulai ‘merusak’ tim, mantan pelatih Borussia Dortmund itu tidak berpikir dua kali untuk menarik ‘Egyptian Messi’.

Padahal Liverpool baru unggul 1-0 atas Leicester dan kehadiran Salah bisa menjadi penentu di menit-menit akhir, seperti yang sering dilakukan sang pemain. Tapi Klopp ingin menunjukkan kalau dia ‘bos’ dalam skuat Liverpool.

Klopp sadar trio Mane-Firmino-Salah adalah kunci utama bagi Liverpool untuk merebut gelar Premier League kali pertama. Liverpool membutuhkan ketiga penyerang itu bermain sebagai unit, bukan sebagai pemain yang mementingkan diri sendiri.

Trio Mane-Firmino-Salah adalah aset paling berharga Liverpool yang tidak dimiliki klub pesaing mereka di Premier League saat ini. Klub-klub rival Liverpool pasti akan kesulitan jika penyerang utama mereka mengalami paceklik gol. Sebut saja Leicester. Ketika Jamie Vardy gagal mencetak gol, maka The Foxes akan sulit meraih kemenangan. Hal yang sama berlaku untuk Manchester City dengan Sergio Aguero dan Raheem Sterling.

Liverpool punya keuntungan sendiri dengan adanya trio Mane-Firmino-Salah, dan itu terlihat jelas saat ini. Ketika Mane sudah tidak mampu mencetak gol dalam lima penampilan dan Salah bermain di bawah performa terbaik, mereka punya Firmino yang mencetak dua gol ke gawang Leicester.

Ada momen di mana Firmino mengalami paceklik gol, di saat itu pula Salah atau Mane menunjukkan ketajaman luar biasa. Lini depan Liverpool selalu saling mengisi untuk meraih kemenangan.

Klopp harus bisa memastikan kondisi seperti itu bisa terjaga hingga akhir musim. Hingga gelar Liga Inggris ada dalam genggaman dan diangkat Jordan Henderson di akhir musim.

Sumber Berita
CNN Indonesia

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker