Menyoroti Perekonomian Wilayah Kota Kediri

KOTA Kediri adalah kota terbesar ketiga di Provinsi Jawa Timur setelah Surabaya dan Malang. Kediri juga merupakan ibukota dari Karesidenan Kediri yang terdiri dari beberapa kota dan kabupaten yaitu Kabupaten Kediri, Nganjuk, Tulungagung, Blitar, dan Trenggalek.

Sebagai wilayah kota yang merupakan salah satu Pemerintahan Kota yang ada di wilayah Provinsi Jawa Timur, Kota Kediri terletak di wilayah selatan bagian barat Jawa Timur. Kota Kediri dijadikan wilayah pengembangan kawasan lereng Wilis, dan sekaligus sebagai pusat pengembangan regional eks Wilayah Pembantu Gubernur Wilayah III Kediri yang mempunyai pengaruh timbal balik dengan daerah sekitarnya.

Kota Kediri berada di tengah wilayah Kabupaten Kediri dengan batas wilayah sebagai berikut :
• Sebelah utara     : Kec. Gampengrejo dan Kec. Grogol
• Sebelah Selatan : Kec. Kandat dan Kec. Ngadiluwih
• Sebelah Timur     : Kec. Wates dan Kec. Gurah
• Sebelah Barat     : Kec. Banyakan dan Kec. Semen

Wilayah Kota Kediri, secara administratif terbagi menjadi 3 wilayah kecamatan, yaitu :
• Kecamatan Kota, dengan luas wilayah 14,900 Km², terdiri dari 17 Kelurahan
• Kecamatan Pesantren, dengan luas wilayah 23,903 Km², terdiri dari 15 Kelurahan
• Kecamatan Mojoroto, dengan luas wilayah 24,601 Km², terdiri dari 14 Kelurahan

Kota Kediri merupakan pusat perdagangan utama untuk gula Indonesia dan industri rokok. Kota ini dinobatkan sebagai peringkat pertama Indonesia Most Recommended City for Investment pada tahun 2010 berdasarkan survey oleh SWA yang dibantu oleh Business Diggest, unit bisnis riset grup SWA.

Di kota ini juga, pabrik rokok kretek Gudang Garam berdiri dan berkembang. Dengan adanya pendukung di sector industry ini, tentunya meningkatkan pendapatan penduduk di Kota Kediri.

Gudang Garam menjadi salah satu penggerak perekonomian Kota Kediri.

Gudang Garam menjadi salah satu penggerak perekonomian Kota Kediri. Hal ini disebabkan oleh jumlah karyawan Gudang Garam yang sangat masif, yaitu sekitar 35.000 karyawan di Kediri. Jumlah ini adalah sekitar 12% dari jumlah penduduk Kota Kediri yang berjumlah sekitar 281.000.

Gudang Garam juga menyumbang sekitar 80% dari pendapatan perkapita Kediri. Perlu diketahui bahwa pendapatan perkapita Kediri adalah sekitar 300 juta per tahun. Angka ini menjadikan Kediri masuk dalam 10 kota dengan pendapatan perkapita terbesar di Indonesia.

Selain dari segi karyawan, Gudang Garam juga menggerakkan produksi industri-industri kecil rokok di wilayah Kediri. Gudang garam juga ikut serta dalam pembenahan infrastruktur,juga membuka jalan untuk dilewati umum. Hal tersebut tentunya mebuat masyarakat Kota Kediri merasakan banyak manfaat dari industry gudang garam sendiri.

Sektor industri pabrik gula pun juga sangat membantu disini, Pabrik Gula Pesantren merupakan salah satu pabrik gula di Kota Kediri yang didirikan pada tahun 1849. Pada awalnya Pabrik Gula Pesantren dimiliki oleh orang keturunan Cina kemudian berubah pengelolaan kepada pemerintah Hindia Belanda. setelah kontrak dengan pemerintah berakhir, Pabrik Gula menjadi milik swasta.

Sejak pendirian sampai akuisisi ke pemerintahan republik, perusahaan ini telah mengalami pasang surut pada produksi. Pasang surut bidang produksi ini berdampak pula jumlah buruh yang menggantungkan hidup dari perusahaan gula ini.

Ketika produksi atau permintaan menurun, maka perusahaan memilih untuh mengurangi buruh-buruh tersebut. Dengan adanya perusahaan tersebut membawa perubahan sosial ekonomi yang lumayan signifikan untuk perkembangan daerah tersebut.

Oleh : Gresita Mahar Kristuti – Mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang (FEB UMM)

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker