Mengenal Lebih Dekat Sosok Wakapolri Gatot Eddy Pramono Berikut Perjalanan Kariernya

Abadikini.com, JAKARTA – Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono diangkat Kapolri Jenderal Idham Azis menjadi Wakapolri menggantikan Komjen Ari Dono Sukmanto yang memasuki masa pensiun.

Pengangkatan Gatot tertuang dalam Surat Telegram Kapolri bernomor ST/330/XII/KEP/2019 tanggal 20 Desember 2019. Surat itu ditandatangani langsung Idham Azis.

Gatot lahir di Solok, Sumatera Barat, 28 Juni 1965. Nama Gatot sebelumnya digadang-gadang sebagai salah satu calon Kapolri, ketika Tito Karnavian mundur dari jabatan karena diangkat sebagai Menteri Dalam Negeri di Kabinet Indonesia Maju. Namun akhirnya, Presiden Jokowi mengirim nama Idham untuk fit and proper test di DPR.

Setelah lulus fit and proper test, Rapat Paripurna DPR menyetujui Idham sebagai orang nomor satu di Korps Bhayangkara. Idham pun akhirnya dilantik Presiden Jokowi.

Gatot pun tetap sebagai Kapolda Metro Jaya. Pada 2018, Tito yang menjabat Kapolri membentuk Satuan Tugas (Satgas) Nusantara. Tugasnya mengantisipasi hal yang tidak diinginkan selama pelaksanaan Pilkada Serentak 2018 di 171 daerah, serta Pileg dan Pilpres 2019. Gatot dipercaya Tito menjadi ketua Satgas Nusantara.

Gatot merupakan alumnus Akademi Kepolisian 1988 A. Satu angkatan dengan Idham Aziz. Satu tingkat di bawah Tito.

Usai menamatkan pendidikan di Akpol, Gatot merintis karier dari bawah. Gatot pernah menjadi Kapolres Blitar pada 2005, dan menjabat Sekretaris Pribadi Kapolri di era Jenderal Sutanto 2006.

Setelah itu, ia menjabat Kapolres Metro Depok 2008 dan Kapolres Metro Jakarta Selatan 2009. Dua tahun kemudian, Gatot dipercaya menjadi Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya. Kemudian, Analis Kebijakan Madya bidang Pidana Umum Badan Reserse Kriminal Polri, Analis Kebijakan Madya bidang Pengkajian Strategi Staf Operasi Polri.

Pada 2016, Gatot menjabat Wakil Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan. Setahun kemudian dia dipercaya menjadi Staf Ahli Sosial Ekonomi Kapolri. Berikutnya, Gatot menjabat Asisten Perencanaan dan Anggaran Kapolri.

Pada 2019 Gatot menjabat Kapolda Metro Jaya menggantikan Idham Azis yang kala itu diangkat menjabat Kabareskrim menggantikan Arief Sulistiyanto. Akhirnya, Gatot dipercaya menjabat Wakapolri.

Sebentar lagi, Polri akan menggelar pelantikan. Gatot pun tidak lama lagi akan menyandang pangkat Komisaris Jenderal atau bintang tiga.

Gatot meraih gelar doktor bidang ilmu kriminologi di Universitas Indonesia atau UI pada 2015. Dia menulis dan mempertahankan disertasinya dengan judul “Transformasi Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) Menjadi Kelompok Kekerasan (Studi terhadap Kekerasan Kelompok oleh Empat Ormas di Jakarta).”

Ketua Presidium IPW Neta S Pane mengapresiasi Idham yang mengangkat Gatot sebagai Wakapolri. Dia menegaskan Gatot sangat pantas menjadi Wakapolri.

Neta menyebut ada tiga alasan kenapa Gatot pantas menjadi Wakapolri. Pertama, Gatot pernah dijagokan internal Polri untuk menjadi Kapolri. Kedua, prestasi Gatot saat pendidikan kepolisian cukup menonjol. Ketika PTIK dan Sespim, Gatot selalu bersaing dengan Tito Karnavian.

“Tito peringkat satu dan Gatot peringkat dua,” tegasnya. Ketiga, lanjut dia, saat proses Pilpres, Gatot sebagai Kapolda Metro Jaya “cukup berdarah darah” mengamankan ibu kota yang kerap diterjang aksi demonstrasi yang diwarnai kerusuhan.

Ketua MPR Bambang Soesatyo juga menyebut Gatot sangat tepat menjabat Wakapolri. Mantan ketua DPR itu mengatakan di tengah berbagai hiruk-pikuk dan akrobat politik yang menyertai Pilkada Serentak 2018 dan Pemilu 2019, Polri berhasil tetap menjaga situasi bangsa dalam keadaan aman dan damai.

“Salah satunya berkat Satuan Tugas Nusantara yang dipimpin Irjen Gatot. Tentu tanpa mengurangi apresiasi seluruh aparat kepolisian dari mulai tingkat Polsek hingga Mabes,” ujar mantan ketua Komisi III DPR itu  di Jakarta, Sabtu (21/12/2019).

Sumber Berita
Jpnn

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker