FPI Kesiangan dan Amnesia Selektif Usai Apresiasi Langkah Anies Terkait Diskotek Colosseum

Abadikini.com, JAKARTA – Puja-puji dan sanjungan Front Pembela Islam (FPI) kepada Anies Baswedan usai mencabut penghargaan Adikarya Wisata yang diperoleh Diskotek Colosseum malah mendapat cibiran dari Direktur Badan Edukasi Rakyat Kota (BERAK) Erwin Papilaya.

Erwin pun mempertanyakan eksistensi FPI  ketika Djakarta Warehouse Project (DWP) berlangsung dan banyak mendapat penolakan sejumlah dari masyarakat dan sejumlah ormas. Menurutnya, FPI diam tak bersuara, tiba-tiba muncul bersurat kepada Anies setelah DWP berlangsung. Padahal penghargaan yang didapat Colosseum jauh sebelum DWP berlangsung dan menjadi gaduh lantaran eskalasi kegaduhan soal DWP.

Menurutnya, FPI seperti baru sembuh dari hilang ingatan sesaat. Ia menambahkan, setelah hilang ingatan terus dibuat sinetronnya.

“Jangan amnesia selektif terus bikin sinetron,” ujar Erwin sambil tertawa saat ditemui Abadikini.com pada Rabu (18/12/2019) pagi di Jakarta Pusat.

FPI, kata Erwin, seperti petugas pemadam kebakaran yang datang terlambat dan menyirami puing-puing sisa kebakaran yang tidak bisa membedakan mana api yang sedang menyala dan mana bara api.

“Jadi pemadam kebakaran jangan nyiram puing sisa kebakaran terus pilih-pilih sampai nggak bisa bedain api sama bara,” jelasnya.

Sebelumnya dilansir dari RMOL, langkah Pemprov DKI Jakarta yang membatalkan penghargaan Adikarya Wisata kepada diskotek Colosseum mendapat apresiasi dari berbagai pihak.

Apresiasi turut datang dari FPI, yang sempat melontarkan kritik pada Pemprov DKI atas pernghargaan tersebut.

Sekretaris Umum DPP FPI Munarman menyebut keputusan itu telah membuktikan bahwa Anies memang komitmen menjadikan ibukota negara sebagai kota yang mencerminkan berkepribadian dalam budaya, berdaulat secara politik, dan berdikari secara ekonomi.

Alhamdulillah, tentu kita apresiasi langkah pencabutan tersebut. Artinya Pak Anies selaku gubernur mengakomodir aspirasi umat beragama,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (17/12/2019).

Munarman menambahkan masih banyak potensi budaya dan pariwisata di DKI Jakarta yang bisa dikembangkan daripada sekadar hiburan malam dan hurahura.

“Jangan sekadar berorientasi PAD (Pendapatan Asli Daerah) dan ekonomi, tidak ada gunanya PAD tinggi tapi tidak berkah,” sindirnya.

Tak sampai di situ, FPI juga berpesan kepada Pemprov DKI agar bisa berdaulat secara politik yang artinya jangan takut tekanan para pengusaha maksiat berkedok hiburan malam.

Selain itu berdikari secara ekonomi pun di utarakan Munarman dimana  pemprov DKI Jakarta harus mengembangkan sumber-sumber ekonomi yang berorientasi pada kemajuan UMKM dan non riba.

Semoga Pak Anies tetap istiqomah berada di jalan yang diridhoi Allah. Dan semoga tetap dalam barisan kaum nalar akal sehat dalam memimpin Jakarta,” tandas Munarman.

Lebih lanjut, dia berharap agar Anies turut melibatkan para alim ulama dalam mengambil kebijakan. Tujuannya, agar kebijakan itu mendapat keberkahan dari Tuhan.

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker