Pejabat AS Bingung Detail Kematian Baghdadi Versi Donald Trump

Abadikini.com, JAKARTA – Kepala Staf Gabungan Amerika Serikat (AS) Jenderal Mark Milley mengaku tidak mengetahui dari mana Presiden Donald Trump mendapatkan informasi mengenai detail kematian pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi.

Dalam pidato di Gedung Putih pada Hari Minggu lalu Trump menuturkan Baghdadi tewas setelah berlari di bawah terowongan jalan buntu, merintih, menangis, dan menjerit sepanjang jalan.

“Saya tidak tahu apa sumbernya,” kata perwira militer paling senior itu kepada wartawan dikutip dari Independent via CNN, Selasa (29/10).

Pada konferensi pers luar biasa itu, Trump menyebut Baghdadi tewas dalam serangan yang diluncurkan pasukan khusus AS di barat laut Suriah, Sabtu malam (26/10).

Trump mengungkapkan Baghdadi mengembuskan napas terakhir dalam ketakutan. “Dia merintih dan menangis, dia meninggal sebagai seorang pengecut, berlari dan menangis,” kata Trump.

Selama ini pernyataan Trump memang kerap menimbulkan pertanyaan sejumlah pihak. Tidak sedikit yang menyaksikan akurasi data yang disampaikan Trump.

Serupa dengan Milley, Sekretaris Pertahanan Mark Esper juga tidak mengetahui detail kematian Baghdadi seperti yang disebutkan Trump. “Saya tidak memiliki perincian itu,” kata dia ketika ditanya tentang karakterisasi ‘merintih’.

Meski demikian, dia menduga Trump mendapatkan informasi detail itu langsung dari lapangan. “Presiden kemungkinan memiliki kesempatan untuk berbicara langsung dengan para komandan di lapangan,” katanya.

Milley juga mengamini ada kemungkinan Trump mendapatkan detail kronologi kematian Baghdadi dari tim lapangan. Dia mengatakan Trump bisa saja mendapatkan informasi tentang serangan itu dari pasukan Delta Force.

“Sekretaris juga ditanya pertanyaan yang sama kemarin. Saya tahu Presiden telah merencanakan untuk berbicara dengan unit dan anggota unit, tetapi saya tidak tahu apa sumbernya.”

Sementara itu, beberapa pejabat yang bertugas saat pidato mengatakan versi yang disampaikan Trump berbeda dengan yang mereka kumpulkan. Dikutip dari CNN, sumber yang mengetahui situasi itu menyebut Trump mengatakan kepada para pembantunya bahwa dia menginginkan pidato “keras”.

Terlepas dari keraguan atas detail tersebut, juru bicara Gedung Putih Hogan Gidley meyakini Baghdadi layak disebutkan meninggal seperti yang digambarkan Trump, menangis dan merintih sambil berlari di akhir hayat.

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker