Indonesia Tuan Rumah Piala Dunia U-20 Tak Langsung Untung

Abadikini.com, JAKARTA –  Pengamat sepak bola nasional, Muhamad Kusnaeni, menilai Indonesia bisa meraih keuntungan berlipat ganda di Piala Dunia U-20 2021. Namun, keuntungan bakal didapat dari luar ekonomi.

Kerugian secara ekonomi, menurut Kusnaeni, menjadi hal wajar saat menggelar Piala Dunia. Namun, penyelenggara bisa mendapat keuntungan seperti berupa warisan stadion dan fasilitas.

Kusnaeni menilai, kerugian menggelar Piala Dunia juga sering terjadi di level senior. Salah satu tuan rumah yang menangguk keuntungan adalah Amerika Serikat di edisi 1994.

“Mungkin tidak sebanding dengan investasi ekonominya, tapi banyak keuntungan yang bisa didapat Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20,” kata Kusnaeni kepada CNN Indonesia yang dilansir Abadikini, Jumat (25/5/2019).

“Pertama, Indonesia dikenal dunia sebagai negara sepak bola karena berstatus tuan rumah. Kedua, kita juga bisa mendapat tambahan wisatawan dalam jumlah yang lumayan karena pasti ada puluhan negara partisipan yang punya suporter.”

Selain keuntungan langsung, Indonesia juga bisa mendapatkan keuntungan tak langsung.

“Keuntungan tidak langsungnya, kita akan mendapatkan keuntungan investasi sarana transportasi yang diperbaiki di masa Persiapan. Jadi ini bisa memberikan keuntungan langsung kepada publik. Termasuk fasilitas lapangan sepak bola dental standarisasi FIFA yang bisa digunakan setelahnya,” ujar Kusnaeni.

Indonesia resmi terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2021 pada pengumuman yang berlangsung di Shanghai, China, Kamis (24/10). Indonesia berhasil menyisihkan dua negara Amerika Selatan, Peru dan Brasil.

Sebelumnya, PSSI sudah mengajukan 10 stadion yang bakal dijadikan venue gelaran Piala Dunia U-20 2021. Termasuk Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta, Patriot Candrabhaga, Pakansari, Manahan Solo, Mandala Krida Yogyakarta, Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya, Stadion Gelora Sriwijaya di Palembang dan Stadion Kapten I Wayan Dipta di Bali.

Dari ke-10 stadion yang sudah diajukan, kebanyakan hanya butuh pembaharuan dan penambahan beberapa fasilitas penunjang dan detail kelengkapan stadion yang belum terpenuhi. Selebihnya, kondisi stadion siap digunakan.

“Sebenarnya kita memiliki banyak stadion. Tapi salah satu masalah di infrastruktur stadion yang kita punya itu, kebanyakan tidak didesain dengan standar internasional. Misalnya hal kecil seperti pintu masuk. Kecuali SUGBK, stadion lain di Indonesia tidak memiliki jalur yang jelas mana pintu untuk VVIP, mana yang untuk umum, media dan pintu masuk pemain. Kalau sesuai standar FIFA, semua diatur dengan cermat.”

Menurut Kusnaeni, gelaran Piala Dunia U-20 bisa jadi momen PSSI untuk mendesak pemerintah untuk membenahi infrastruktur sepak bola.

“Menurut saya hal-hal kecil teknis seperti ini yang nanti akan jadi masalah. Meski bersifat minor, tapi itu hampir terjadi di semua stadion yang kita miliki,” jelasnya.

Masalah lain yang bakal muncul adalah soal lapangan latihan. Di Pulau Jawa, khususnya, banyak lapangan latihan yang tersedia tapi sayang tidak dikelola dan dirawat dengan baik.

“Buat PSSI, ini jadi momentum untuk perbaikan infrastruktur melalui bantuan dari pemerintah. Sebab ada Inpres [Instruksi Presiden] yang menugaskan Kementerian PUPR untuk memenuhi itu. Jadi PSSI bisa tagih itu,” sebut Kusnaeni.

Sebaliknya, lanjut Kusnaeni, momen Piala Dunia U-20 2021 juga bisa dijadikan jalan bagi untuk mengingatkan PSSI bahwa mereka masih membutuhkan pemerintah. Dari sisi prestasi, pemerintah juga bisa mengingatkan PSSI untuk menyiapkan tim terbaik demi meraih prestasi gemilang sebagai tuan rumah.

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker