28 Penerbangan Terganggu Akibat Kabut Asap Ekstrem di Palembang

Abadikini.com, PALEMBANG –  Kabut asap ekstrem akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera Selatan berdampak buruk bagi aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang. Jarak pandang sempat menyentuh 50 meter pada titik terendah hingga menyebabkan 28 penerbangan terganggu.

Kepala Kantor AirNav Cabang Palembang, Ari Subandrio mengatakan jarak pandang mulai berangsur turun sejak pukul 05.30 dengan visibility 500 meter. Pukul 06.47 WIB jarak pandang mulai menurun hingga 50 meter pada pukul 08.07 WIB. Setelahnya, jarak pandang kembali berangsur membaik hingga pukul 10.00 WIB jarak pandang mulai normal 1.000 meter.

“Kita keluarkan notice to airmen (notam) ke maskapai hingga jarak pandang berangsur normal sekitar 800 meter pada pukul 09.41,” ujar dia, Senin (14/10) dikutip CNN.

Sementara itu General Manager Angkasa Pura II Bandara SMB II Palembang Fachrozi berujar 28 penerbangan yang terganggu tersebut terdiri dari 14 keberangkatan, 11 kedatangan, 2 penerbangan return to base (RTB) serta 1 penerbangan dialihkan.

“Yang RTB itu Sriwijaya Air Cengkareng-Palembang dan AirAsia Kuala Lumpur-Palembang. Penerbangan Wings Air Pekanbaru-Palembang dialihkan ke Jambi karena tidak bisa mendarat akibat kabut asap tebal,” ujar dia.

Salah satu penumpang Garuda Indonesia, Wiwit (30) mengaku pesawat yang hendak ditumpanginya tertunda keberangakatannya hingga empat jam. Dia seharusnya berangkat sesuai jadwal pada pukul 09.30 ke Jakarta. Namun karena kabut asap tebal, dirinya baru bisa berangkat pada pukul 13.21.

“Nunggu di bandara 4 jam, alhamdulillah sampai Jakarta pukul 14.21. Selama nunggu itu cuma dikasih air mineral sama roti,” ujar dia.

Terpisah, Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi SMB II Palembang BMKG Sumsel Bambang Benny Setiaji mengatakan kabut asap yang terjadi di Palembang dan sekitarnya terbawa oleh angin dengan kecepatan 9-37 km/jam dari arah timur-tenggara.

Intensitas Asap umumnya meningkat pada pagi dan sore hari karena labilitas udara yang stabil.

“Total titik panas dengan tingkat kepercayaan di atas 80 persen untuk wilayah Sumsel sebanyak 260 titik, titik panas terbanyak pada wilayah OKI 139 titik panas dan Banyuasin 67 titik panas. Kondisi ini menjadikan kondisi terekstrim selama berlangsungnya Karhutbunla dengan indikasi kuantitas dan jarak pandang yang terjadi,” kata dia.

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker