IDNCG Dukung Generasi Muda Hadapi Era 4.0 dengan Teknologi Kemaritiman

Abadikini.com, JAKARTA – Dalam menyongsong era industri 4.0, Plh. Direktur Kerja Sama Bakamla RI/Indonesian Coast Guard (IDNCG) Kolonel Bakamla Salim hadir sebagai pembicara dalam Diskusi Publik bertajuk ‘Penerapan Teknologi Kemaritiman di Era 4.0’, di Auditorium Kampus Mercu Buana, Jakarta, Senin (30/9/2019).

Diketahui, acara akbar ini digagas oleh Fakultas Teknik Mesin Universitas Mercu Buana dalam paparannya, Kolonel Salim mengatakan bahwa pembangunan teknologi kemaritiman dapat terlaksana jika diawali dari terbangunnya pola pikir maritim bangsa terlebih dahulu.

Menurutnya, hancurnya pola pikir maritim bangsa sudah mulai terjadi saat masuknya penjajah asing yakni Portugis, Spanyol, dan Belanda.

“Hal itu ditandai dengan hancurnya bukti sejarah sehingga kita terputus dengan para leluhur kita. Akhirnya kita jadi bodoh dan primitif, gampang dipecah belah dan bermental inlander,” ungkap Kolonel Salim.

Perwira menengah Bakamla RI/IDNCG itu mengurai bahwa Nusantara adalah cerminan Negeri Saba yang dikisahkan di Kitab Suci Al-Quran. Kolonel Salim juga mengupas teori-teori pemikir maritim asing seperti AT Mahan, dan Nicholas Spykman. Kedua pemikir itu berpendapat bahwa dengan menguasai maritim, maka suatu negara akan berjaya dan menguasai dunia.

Maka dari itu dengan hadirnya revolusi industri 4.0, pengelolaan maritim mengedepankan penerapan teknologi di segala bidang.

“Termasuk pertahanan dan keamanan maritim, sudah seharusnya kita diperkuat dengan penerapan teknologi yang mutakhir,” jelasnya.

Begitu pula dengan keselamatan pelayaran dan keamanan maritim Indonesia, sudah tentu memerlukan teknologi dan kerja sama yang baik dari lintas institusi dan negara.

“Keselamatan pelayaran dan keamanan maritim dalam tingkat regional adalah penyediaan global public goods,” pungkas Kolonel Salim.

Lulusan AAL tahun 1995 ini lebih lanjut mengupas peran dan fungsi Bakamla RI/IDNCG dalam menghadapi dinamika saat ini. Sesuai instruksi Presiden RI, Bakamla RI merupakan institusi yang diposisikan sebagai Indonesian Coast Guard.

Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar yang memiliki 4 choke points, sudah sepatutnya memiliki strategi keamanan maritim nasional. Terlebih dalam visi Poros Maritim Dunia, maka strategi maritim yang dimiliki harus komprehensif.

“Pencapaian visi maritim harus didukung dengan Iptek. Tanpa Iptek, laut hanya sebuah hamparan saja,” ucapnya lebih lanjut.

Oleh karena itu, pria asal Surabaya ini berharap kepada generasi muda penerus bangsa untuk terus mempelajari Iptek kemaritiman.

“Tanpa sentuhan tangan dan pemikiran anda sebagai insinyur-insinyur muda di bidang kemaritiman, negeri ini akan sulit untuk mencapai kembali kejayaannya sebagai negara maritim yang dapat memberikan kemakmuran buat bangsanya,” tandas Salim.

Hadir sebagai pembicara lainnya yakni Dr. Ridha Yasser dari Kedeputian IV Kemenko Maritim. Antusias mahasiswa begitu tinggi kala dibuka sesi tanya jawab.

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker