Jokowi Memoles Gerbang Indonesia

Abadikini.com – Bukan hanya bandara saja. Pos Lintas Batas Negara (PLBN) yang selama ini terabaikan mulai dibangun megah. Pembangunan bukan soal fisik semata, tapi ini tentang memoles gerbang Indonesia. Batas Indonesia dengan negara lain.

Selama empat tahun, Presiden Jokowi tercatat sudah membangun 7 PLBN. Ketujuh pos itu tersebar di perbatasan Kalimantan, Nusa Tenggara Timur, dan Papua. Pembangunan dikebut setelah Jokowi menerbitkan Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2015. Inpres itu tentang percepatan pembangunan daerah lintas Negara.

“Kalau bagus gini kan meningkatkan kebanggaan warga. Pos kita tidak boleh kalah sama negara tetangga,” kata Presiden Jokowi pada 2017 lalu.
Pembangunan PLBN juga menggerakkan ekonomi warga di 187 kecamatan di perbatasan. Ada PLBN Aruk, Entikong, Badau di Kalimantan Barat berbatasan dengan Malaysia, PLBN Wini, Motamasin, dan Motaain di Nusa Tenggara Timur berbatasan dengan Timor Leste. Dan PLBN Skouw di Papua berbatasan dengan Papua Nugini.
Seperti Kandang
Jika menengok kebelakang, Presiden Jokowi pernah bercerita betapa menyedihkannya kondisi perbatasan Indonesia dan Malaysia di Entikong, Kalimantan Barat yang dinilai seperti kandang. Hal ini disampaikan Jokowi saat acara HUT ke-44 PDIP 2017 silam.
“Dua tahun lalu pada Desember saat saya ke Entikong yang namanya gedung imigrasi, gedung karantina, gedung bea cukai itu kayak kandang, betul-betul kayak kandang. Saya enggak menyampaikan kandang apa, tapi kandang,” tutur Jokowi kala itu.
Sepulang dari Entikong, Presiden Jokowi cepat bergerak. Memerintahkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono meratakan bangunan itu. Dan, hanya diberi waktu dua pekan. Nilai proyek mencapai Rp 152 miliar. Berdiri di atas lahan seluas 80 ribu meter persegi. Dibagi atas beberapa area. Zona inti, sub inti dan zona pendukung. Pada tahap pertama difokuskan pada pembangunan gedung utama, utilitas, pos pemeriksaan dan kargo.
Setelah diresmikan Presiden Jokowi Desember 2016 wajah Entikong berubah, jalur masuk dan keluar lewat pintu yang berbeda. Dari pintu gerbang, jalan masuk ke gedung utama sangat lebar. Begitu melewati gerbang, jalan masuk terbagi dua. Satu mengarah ke monument di halaman. Satu lagi untuk kendaraan. Di tengah dua jalan itu ada taman kecil. Di tanami bunga dan pohon.
Monumen itu berdiri pada bundaran bertaman. Ada patung burung garuda raksasa di situ. Jalan yang dilewati mobil itu cukup luas. Di samping gedung utama itu, ada dua pintu seperti di tol. Dua kendaraan bias lewat bersamaan. Di samping pintu masuk itu ada bangunan. Halaman parkir cukup lega.
Satu lagi perbatasan di Kalimantan Barat yang semakin cantik, yakni Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di Badau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimatan Barat yang berbatasan dengan Malaysia. Saat ini tidak ada lagi warna cat yang memudar dan bangunan yang tampak liar.
Perbatasan diresmikan pada 16 Maret 2018. Berdiri kokoh dengan dominasi warna putih dengan ornamen khas Kalimantan. Dan di bangunan terdapat lambang burung garuda.
Perbatasan Skouw Papua
Di Timur Indonesia, Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu Skouw terletak di Distrik Muara Tami, Kota Jayapura langsung berbatasan dengan negara Papua Nugini (PNG) juga berubah. Desain bangunannya mengadopsi rumah Tangfa yang menjadi ciri khas rumah pesisir di daerah Skouw. Dari kejauhan, PLBN Terpadu Skouw memang terlihat mencolok. Sangat megah.
Perbatasan Skouw berdiri di atas lahan dengan luas total mencapai 10,7 hektar, luas bangunan secara keseluruhan mencapai 7.619 meter persegi yang terbagi dalam beberapa zona.
Pada zona inti, terdapat bangunan utama dengan luas 2.737 meter persegi yang akan dilengkapi dengan sejumlah fasilitas meliputi klinik, gudang sita, bangunan jembatan timbang, bangunan x-ray mobil pengangkut barang, bangunan pelayanan terpadu kedatangan mobil kargo, cek poin, bangunan utilitas, dan koridor pejalan kaki.
Denyut perekonomian di perbatasan Skouw, semakin hidup. Kerena dibangun pasar untuk 400 kios. Bukan hanya itu, Skouw menjadi daerah wisata. Data dari Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan, pengunjung ramai datang sekitar 300 hingga 500 orang setiap hari. Hari libur bisa membludak di atas 1500 orang baik pelancong lokal sampai turis seberang.
“Selain megah, PLBN harus mampu menggerakkan perekonomian masyarakat. Makanya di sekitar PLBN dibangun pasar modern yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitar lokasi. Daerah perbatasan tidak boleh dilupakan karena merupakan beranda-beranda terdepan Indonesia,” kata Jokowi.
Perbatasan Motaain
Selanjutnya perbatasan yang menjadi kebanggaan Indonesia terletak di Motaain, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berbatasan dengan Timor Leste. Dahulu perbatasan Motaain sangatlah tidak terurus dan sangat memalukan.
Tapi lihatlah sekarang, perbatasan Motaain sudah berubah. Arsitektur modern dengan warisan leluhur tanah itu menyatu. Atap menyerupai kubah. Itu bentuk rumah adat lokal. Mbaru Niang. Berdiri di atas lahan seluas delapan hektar, kawasan ini terlihat elok dengan latar laut biru yang laksana karpet raksasa.
Masuklah dari gerbang utama. Anda akan bertemu bundaran dan air mancur. Merah putih berkibar di situ. Ada dua ruas jalan menuju bangunan utama. Ada jalur pedestrian berkanopi. Dengan taman aneka pohon hias. Ada juga tugu Garuda. Lewat jalur pedestrian itu, Anda bisa melaju ke sejumlah perkantoran di gedung utama.

Gedung utama itu terbagi dua. Kedatangan dan keberangkatan. Di situ juga ada layanan imigrasi, Bea cukai.

Pada kawasan itu ada juga tempat karantina. Bangunan yang satu berjarak dengan bangunan lain sekitar 50 meter. Ada taman di tengah. Lalu ada pasar, yang luasnya hampir selapangan sepakbola. Total biaya membangun kawasan ini sebesar Rp 82 miliar.

“Siapapun yang melintas di sini dilayani dengan baik, karena ini wajah kita, wajah Indonesia. Jangan ada pungutan liar dalam pelayanan publik di Indonesia,” kata Jokowi.

Seperti halnya Skouw, Motaain adalah nadi baru ekonomi di tepi tenggara itu. Di seberang sana ada Batugede. Masuk distrik Bobonaro, wilayah yang berhimpitan dengan kita. Berpisah dari Indonesia delapan belas tahun silam, ekonomi negeri di tenggara itu memang masih ‘menyatu’ dengan Indonesia. Sejumlah toko di Batugede menjual sabun, pasta gigi, pembalut, dan kebutuhan rumah tangga lain dari Indonesia.

Lalu lihat juga pasar Turis kain. Kecamatan Raihat. Tapal perbatasan lain, masih di kabupaten Belu. Berdekatan dengan Maliana di sisi Timor Leste. Warga dari negeri seberang itu, datang berbondong-bondong. Menyeberangi sungai Malibaka. Mereka bersusah payah ke situ lantaran harga lebih murah.

Itulah sepenggal cerita tentang pembangunan gerbang Indonesia. Tak ada lagi cerita mirip kandang. Sekarang yang ada hanya bangunan megah menjulang. Jadi tempat wisata dan menggerakkan ekonomi warga perbatasan. Jadi kebanggaan warga.

Editor
Irwansyah
Sumber Berita
MDK

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker