Nurdin Abdullah Akui Sedang Ubah Cara Berpikir Masyarakat Sulsel

Abadikini.com, MAKASSAR – Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah mengakui, saat ini sedang merubah cara berpikir seluruh masyarakat Sulsel agar bisa keluar dari zona nyaman.
Untuk itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel membangun kerjasama dengan Komisi Pemberantas Korupsi (KPK), Kejaksaan dan Kepolisian untuk merubah manejemen pemerintahan yang lebih terbuka.
“Kita sekarang sedang melakukan Korsub dengan KPK, Kejaksaan dan Polisi dengan lembaga yang lain. Sekarang kita lagi coba merubah cara berpikir masyarakat yang sudah ada di zona nyaman,” kata Nurdin Abdullah kepada wartawan usai pertemuan dengan PLT Dubes Kanada di Makassar, Kamis (4/7/2019).
Mantan Sekjen Apkasi Indonesia ini juga menyampaikan, kepada selaruh elemen di pemerintah dibawah kepemimpinan dirinya dan Andi Sudirman Sulaiman sebagai Wakil Gubernur Sulsel agar tidak menerapkan sistem belanja APBD yang tidak berdampak positif terhadap masyarakat Sulsel.
“Beda antara pemerintahan dengan perusahaan, kalau pikiran perusahaan hanya untuk menghabiskan anggaran maka selesai itu ini perusahaan. Jadi kalau itu dilakukan di pemerintahan kita tidak bisa menghasilkan apa-apa. Olehnya itu kita harus berbuat yang berdampak untuk masyarakat,” jelas guru besar Unhas Makassar itu.
Sebenarnya, Sulawesi Selatan memiliki semua kekayaan alam yang sangat luar biasa. Baik disektor pertanian, perikanan bahkan yang paling penting adalah bagaimana melihat potensi pariwisata di Sulsel ini.
“Indonesia ini sangat luar biasa memiliki musim yang sepanjang tahun. Olehnya itu kita selalu berharap kelaborasi antara seluruh elemen untuk mengembangkan semua potensi itu. Indonesia ini bisa menjadi penyangga pangan seluruh negara, tapi semua negara harus memiliki peran,” ujar Nurdin Abdullah.
Lebih lanjut, Nurdin Abdullah menyampaikan masyarakat Sulsel saat ini sangat membutuhkan sarana transportasi yang memadai di semua wilayah. Baik sarana transportasi darat maupun sarana transportasi laut.
Begitulah kebutuhan untuk sarana infrastruktur jalan di beberapa wilayah terisolir seperti Bua, Rantepao dan Seko di Luwu Utara.
“Tapi kita sementara membangun jalan di Seko karena disana merupakan akses penghubung antara tiga provinsi. Tapi Desember tahun ini sudah tembus sampai ke Seko dan tahun depan sudah bisa kita nikmati,” ungkapnya.
Untuk pembangunan infrastruktur jalan lainnya sementara berjalan juga proses tender dan persiapan pembangunannya.
“Makanya kami sedang membangun kemitraan dengan semua pihak. Kami juga sudah berkoordinasi dengan Kementerian PUPR,” tutur alumnus Universitas Jepang itu.