Monsun Dingin Australia Picu Suhu Ekstrem di Manggarai NTT

Abadikini.com – JAKARTA – Suhu ekstrem tengah melanda Kabupaten Manggarai Nusa Tenggara Timur. Dalam sebulan terakhir, suhu dingin bahkan menyentuh angka di bawah 10 derajat celsius.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika setempat mencatat bahwa suhu terendah terjadi pada tanggal 15 Juni 2019. Pada tanggal tersebut kota Ruteng menjadi wilayah paling dingin se-Indonesia, yakni menyentuh angka 9,2 derajat celsius.

Forecaster Stasiun Meteorologi Frans Sales Lega Manggarai, Dyah Safitri Maharani, mengatakan, pada bulan Juni ini suhu udara di Ruteng terasa lebih dingin. Kondisi ini fenomena normal yang terjadi setiap tahun pada puncak musim kemarau di bulan Juni-Juli hingga Agustus, khususnya di wilayah Indonesia selatan ekuator seperti Nusa Tenggara Timur.

“Secara umum, kondisi suhu dingin ini terjadi akibat adanya aliran massa udara dingin dan kering dari wilayah benua Australia yang dikenal sebagai aliran Monsun dingin Australia,” kata Dyah seperti dilansir Abadikini dari laman VIVA, Rabu 26 Juni 2019.

Diterangkan Dyah, secara klimatologis Monsun dingin Australia aktif pada periode bulan Juni, Juli sampai Agustus bersamaan dengan puncak musim kemarau di wilayah Nusa Tenggara Timur.

“Hal ini yang menyebabkan kondisi udara relatif lebih dingin dan terasa lebih signifikan di wilayah dataran tinggi atau pegunungan seperti kota Ruteng yang terletak di ketinggian 1070 meter di atas permukaan laut,” ujarnya.

Menurut Dyah, penurunan suhu minimum seperti yang tercatat di Stasiun Meteorologi Frans Sales Lega Manggarai mulai terjadi dari tanggal 14 Juni hingga akhir bulan Juni ini yang berkisar antara 9-13 derajat celsius dengan suhu minimum terendah yang tercatat sebesar 9,2 derajat celsius pada tanggal 15 Juni 2019.

“Kondisi suhu dingin seperti ini diprakirakan masih berpotensi terjadi selama periode puncak musim kemarau selama tiga bulan ke depan,” katanya.

Enggan keluar malam

Kota  Ruteng memang terkenal sebagai kota dingin namun suhu malam hari yang sangat dingin membuat warga enggan keluar rumah. Selama suhu ekstrem melanda,  jalanan tampak lengang mulai  pukul 18.00 WITA padahal biasanya pada  jam segitu suasana kota masih ramai hingga pukul 22.00 WITA.

Situasi ini berimbas pada menurunnya omzet penjualan para pedagang kuliner di kota Ruteng.

“Biasanya ramai sampai tengah malam. Sekarang jam 8 malam sudah sepi. Dagangan tidak laku semua karena sedikit sekali pengunjung,” kata Yanto penjual nasi goreng di Jalan Motang Rua.

Editor
Selly

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker