MUI: Aparat Harus Tindak Tegas Provokator

Abadikini.com, JAKARTA – Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Asrorun Niam Sholeh mengingatkan kewaspadaan umat dan masyarakat terhadap upaya-upaya provokasi selama bulan Ramadan 1440 Hijriah. Dia juga meminta aparat menindak tegas provokator yang berada di balik kericuhan.

Niam mengatakan ulah provokator dapat memicu tindak kekerasan dan perilaku anarkistis serta mencederai kesucian bulan Ramadan.

“Bulan Ramadan adalah bulan suci. Setiap muslim wajib memelihara kesucian Ramadhan,” kata Niam di sela Rapat Pleno Komisi Fatwa MUI, Rabu (22/5) seperti dilansir Antara via CNN.

Rapat Pleno Komisi Fatwa MUI yang digelar hari ini salah satunya membahas tentang kondisi sosial terakhir yang dinilai menodai kesucian bulan suci.

Rapat tampak dihadiri Ketua Komisi Fatwa MUI Hasanuddin berserta pimpinan dan anggota. Beberapa anggota Komisi Fatwa MUI yang hadir antara lain Huzaemah T Yanggo dan A Sutarmadi.

Niam mengatakan Komisi Fatwa MUI meminta semua pihak untuk mewaspadai adanya provokasi yang merusak kerukunan dan persaudaraan, persaudaraan sesama umat Islam, kerukunan sesama anak bangsa dan kerukunan sesama anak manusia terutama terkait Pemilu 2019.

Masyarakat yang menyampaikan aspirasi, kata dia, harus dalam koridor hukum dilakukan secara santun dan mewaspadai adanya infiltrasi serta provokasi yang merusak.

“Aparat perlu tegas menindak provokator,” katanya.

Jika ada tindakan anarkistis yang dilakukan mencederai kesucian Ramadhan, kata dia, hukumnya haram.

Atas dasar itu, kata dia, Komisi Fatwa MUI mengimbau masyarakat untuk menjaga kondusivitas dan kedamaian.

Komisi Fatwa MUI, lanjut dia, juga mengimbau aparat penegak hukum untuk melakukan langkah persuasif dalam menghadapi masyarakat yang menyampaikan aspirasi serta melakukan langkah hukum dengan tidak memberikan toleransi terhadap pelaku kekerasan dan anarki.

“Perlu langkah preventif agar kekerasan tidak meluas eskalasinya. Aparat dan umat Islam perlu mencegah potensi kekerasan sekecil apapun untuk menjamin kemaslahatan bangsa,” kata Niam.

Saat ini diketahui telah terjadi kerusuhan di depan Bawaslu RI yang berada di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, sejak Selasa (21/5) malam hingga merembet ke wilayah Petamburan dan Tanah Abang pada Rabu (22/5) siang. Aksi massa itu diduga terjadi terkait protes terhadap hasil rekapitulasi suara nasional Pemilu 2019 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

KPU telah mengumumkan pasangan calon nomor urut 01 Joko Widodo-Ma’ruf Amin mendapatkan suara terbanyak dalam Pilpres 2019. Jokowi-Ma’ruf memperoleh 85.607.362 suara sah pada Pilpres 2019.

Raihan suara Jokowi-Ma’ruf setara dengan 55,50 persen dari total suara sah di Pilpres 2019 sebanyak 154.257.601 suara.

Sementara pasangan calon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mendapat 68.650.239 suara sah atau 44,50 persen dari total suara sah.

Editor
Sulasmi

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker