‘Sansa Stark’ Nilai Petisi Tak Hormati Kru ‘Game of Thrones’

Abadikini.com, JAKARTA – Aktris Sophie Turner yang memerankan Sansa Stark dalam Game of Thrones kecewa dengan petisi yang meminta musim kedelapan serial televisi itu diproduksi ulang.

Menurutnya petisi itu tidak menghormati semua orang yang terlibat menggarap Game of Thrones.

“Semua petisi dan hal-hal seperti itu, saya rasa itu tidak menghormati kru, penulis dan pembuat film yang bekerja tanpa lelah selama 10 tahun dan 11 bulan untuk syuting musim terakhir,” kata Turner seperti dilansir The New York Times via CNN.

“[Ini] Seperti syuting sekitar 50-an malam. Banyak orang orang yang bekerja keras untuk itu, dan untuk orang yang menganggap [Game of Thrones] sampah hanya karena tak sesuai dengan keinginan mereka adalah tidak sopan.”

Petisi tersebut muncul setelah HBO menayangkan episode 5 yang bertajuk The Bells. Sejumlah penggemar mengajukan petisi di Change.org agar para kreator serial fantasi yang diadaptasi dari novel George RR Martin itu membuat ulang seluruh episode musim kedelapan.

Dalam episode 5, karakter Daenerys Targaryen (Emilia Clarke) ditampilkan berbeda dari sebelumnya. Ia tak segan Ia meluluhlantakkan King’s Landing dengan api naga, termasuk warga sipil.

Kematian karakter jahat Cersei Lannister pun disebut gagal memuaskan penonton, meski ia sebenarnya telah ‘meneror’ sejak musim pertama. Lena Headey yang memerankan karakter itu sendiri mengaku tak sepenuhnya setuju dengan cara Cersei Lannister mati.

Penggemar pun menganggap bahwa kreator terlalu terburu-buru membawa alur cerita di babak terakhir serial ini. Itu ditunjukkan dengan jumlah episode yang disuguhkan dan alur cerita yang dianggap terlalu cepat sehingga meninggalkan banyak kejanggalan.

Sampai saat ini petisi itu telah ditandatangani lebih dari 1,3 juta orang, Selasa (21/5). Dylan D sebagai inisiator petisi itu menargetkan petisi ditandatangani 1,5 juta orang.

Foto: CNN Indonesia/Fajrian

Terlepas dari masalah petisi, musim terakhir Game of Thrones juga mendapat kritikan dari penggemar. Salah satu alasannya adalah karena hampir setiap episode menyajikan cerita yang terlalu padat hingga terkesan terburu-buru untuk diselesaikan.

Turner mengatakan setiap orang selalu memiliki ide bagaimana Game of Thronesakan berakhir. Ketika akhir cerita tidak sesuai dengan keinginan mereka, mereka mulai membicarakan dan memberontak.

“Hal yang luar biasa dari Game of Thrones adalah kenyataan bahwa selalu ada (cerita yang) mengecoh dan perubahan yang gila, mulai dari musim pertama dengan pemenggalan kepala Ned,” kata Turner.

“Sehingga Daenerys menjadi Mad Queen, mestinya bukan jadi hal yang negatif bagi fan. Mengejutkan memang, namun saya pikir itu karena tak sesuai dengan keinginan mereka.” kata Turner.

Editor
Novel D

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker