Teknologi Periskop, Babak Baru Perang Kamera Ponsel

Abadikini.com, JAKARTA – Teknologi periskop adalah teknologi baru yang digunakan para vendor agar kamera ponsel pintar bisa melakukan perbesaran gambar optikal. Diperkirakan teknologi ini akan jadi ladang pertempuran baru vendor ponsel setelah sebelumnya mereka berlomba menghadirkan kamera dengan piksel lebih besar dan teknologi multi lensa.

Akibat keterbatasan tempat untuk menempatkan lensa, selama ini perbesaran gambar secara optik yang bisa dilakukan pada ponsel terbatas hanya sampai 2 atau 3 kali saja. Dengan bantuan periskop, perbesaran optikal bisa dilakukan hingga 5 kali.

Teknologi ini setidaknya telah diadaptasi oleh dua perusahaan pembuat ponsel pintar Huawei dan Oppo.

Perbesaran optikal penting, karena kerapkali kita tidak bisa mendekati objek saat memotret. Sehingga untuk mendekatkan objek pada hasil foto, opsi zoom menjadi pilihan. Hasil zoom dengan perbesaran lensa atau optik menghasilkan gambar yang lebih baik dari perbesaran digital. Perbesaran digital seringkali menyebabkan gambar pecah.

Agar bisa melakukan perbesaran optik lebih besar kini para vendor menerapkan prinsip periskop pada kameranya. Serupa dengan prinsip periskop pada umumnya, perbesaran optik dengan teknologi ini dilakukan dengan menyusun komponen-komponen kamera ponsel, seperti lensa dan sensor gambar, disusun berbeda.

Lensa tidak disusun vertikal pada bodi ponsel tapi disusun menyamping dan dibelokkan dengan cermin di ujung, serupa dengan prinsip kerja periskop (Dok. Huawei via consumer.huawei.com)

Para vendor membelokkan 90 derajat saat menyusun lensa-lensa ini secara horizontal. Di ujung deretan lensa, ditempatkan cermin untuk membelokkan objek yang ditangkap agar bisa masuk ke lensa dan berakhir di sensor gambar. Teknik ini disebut Oppo sebagai folded optik (optik yang dilipat).

Kamera periskop dilengkapi dengan cermin yang mengarahkan cahaya yang masuk, dan dipantulkan hingga mengenai sensor gambar, seperti halnya cara kerja periskop di dunia nyata.

Dengan kamera ini, perusahaan-perusahaan pembuat ponsel pintar, dapat semakin memperbanyak rangkaian sensor kamera mereka, sehingga menghasilkan kualitas foto, serta fungsi zoom (pembesaran gambar) yang lebih baik dibanding kamera-kamera ponsel sebelumnya yang hanya terdiri dari satu atau dua rangkaian kamera.

Biasanya kamera disusun secara vertikal seperti pada gambar untuk mendapat perbesaran (Dok. Huawei via consumer.huawei.com)

Pada ponsel multi kamera, kemampuan pembesaran gambar biasanya dilakukan oleh sensor kamera kedua yang menggunakan lensa yang bisa menangkap lebih jauh.

Dilansir dari Ars Technica, kamera zoom ini terdiri dari berbagai lensa kecil. Beberapa bahkan bergerak, untuk menyesuaikan fokus. Oleh karena itu kamera ini membutuhkan lebih banyak tempat untuk disusun, semakin jauh jarak antara lensa, semakin besar pula kemampuan pembesaran gambar yang dapat dilakukan perangkat.

Tapi kamera ponsel tidak bisa terlalu menonjol. Dulu Samsung pernah mencoba mengakalinya dengan membuat smartphone dimana bagian belakangnya terdapat kamera yang bisa di-zoom-in dan zoom-out lewat Galaxy K Zoom. Tapi bodi yang bongsor dan berat, membuat ponsel ini tak populer di pasaran.

Sony juga sempat mencoba membuat aksesoris kamera dengan kemampuan zoom yang bisa dilepas pasang dan dihubungkan dengan bluetooth ke ponsel. Namun, lagi-lagi tak disambut antusias oleh pasar.

Melansir dari CNNIndonesia, Sehingga, saat ini kebutuhan zoom ini diakali dengan desain periskop. Dari luar, ponsel milik Huawei terlihat normal dengan susunan rangkaian empat kamera: satu lensa ultra lebar 16 milimeter, satu lensa lebar 27 milimeter, lensa telephoto 125 milimeter, serta kamera pendeteksi kedalaman gambar (depth).

Perbedaan terlihat pada sensor kamera telephoto yang berbentuk kotak. Dalam sensor kamera berbentuk kotak tersebut, lensa pembesar gambar, serta sensor CMOS (komponen sensor gambar yang berfungsi menampilkan apa yang dilihat lensa kamera ke pengguna) disusun 90 derajat mendatar.

Untuk dapat mengambil gambar, sebuah cermin berbentuk kotak menjadi jalan masuknya cahaya, lensa tinggal memotret apa yang dipantulkan di cermin tersebut. Huawei juga menonjolkan sensor CMOS mereka sebagai sensor yang menerapkan pixel ‘RYYB’, dimana sensor CMOS biasa menggunakan ‘RGGB’ (satu pixel merah, dua pixel hijau, dan satu pixel biru.

‘RYYB’ yang mengganti pixel hijau menjadi kuning, diklaim Huawei dapat mengambil gambar dengan 40 persen lebih banyak cahaya, serta perangkat lunak yang dapat menyempurnakan hasil foto tersebut.

Oppo menggunakan konsep yang sama. Namun, vendor China ini mengklaim ponselnya bisa melakukan perbesaran gambar hingga sepuluh kali lipat. Tiga rangkaian kameranya nanti akan terdiri dari satu lensa lebar 15,9 milimeter, satu kamera utama yang menentukan kedalaman gambar, serta satu kamera telephoto 159 milimeter.

Dilansir dari Extreme Tech, Oppo akan menghadirkan dua penyeimbang gambar pada rangkaian kameranya. Namun perusahaan tersebut belum mengumumkan aperture pada setiap lensa kamera yang ada.

Sehingga belum diketahui apakah penyeimbang gambar nantinya akan dapat bekerja sesuai dengan kecepatan shutter, atau apakah akan ada masalah pada fokus kamera tersebut ketika melakukan zoom.

Walau belum diketahui nama produk atau jadwal pasti rilis, New Atlas dalam artikelnya melaporkan bahwa Oppo akan memasarkan ponsel ini pada tahun 2019.

Huawei P30 Pro dan ponsel baru Oppo nantinya juga akan mengadopsi teknologi-teknologi ponsel terkini, seperti pemindai sidik jari optik yang terdapat langsung di layar ponsel, serta speaker yang bergetar melalui layar.

Editor
Selly
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker