Sebaran Mahasiswa Pertanian Tidak Merata

Abadikini.com, JAKARTA – Kompleksitas masalah pertanian di Indonesia terutama di daerah, banyak disebabkan minimnya sentuhan praktisi akademisi dari lulusan perguruan tinggi. Kondisi tersebut salah satunya karena persebaran lulusan mahasiswa pertanian yang belum merata.

“Distribusi mahasiswa pertanian memang umumnya ter-center di Jawa, yang paling banyak di Institut Pertanian Bogor (IPB),” kata Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Ali Ghufron Mukti di acara Seminar Internasional Tahun 2019 tentang Jaminan Ketersediaan Pangan di Masa Depan di Gedung D Kemenristekdikti, Jakarta, Senin, 18 Maret 2019.

Sejatinya lulusan mahasiswa pertanian tidaklah kurang. Namun peresebarannya saja yang masih terpusat di Pulau Jawa. Apalagi perguruan tinggi pertanian berkualitas juga masih terpusat di Jawa.

Pemerintah didorong meningkatkan sumber daya manusia (SDM) di sektor pertanian. Bukan hanya di Jawa tetapi di daerah-daerah dengan luas lahan pertanian yang melimpah.

“Jadi memang kebijakan pembangunan terutama dari pinggiran kan perlahan-lahan kemampuan supply Sumber Daya Manusia (SDM) ini di bidang pangan dan pertanian nasional,” ujar Rektor Universitas Trisakti ini.

Lulusan-lulusan mahasiwa pertanian cenderung memilih berkarir di Pulau Jawa. Dukutip dari Medkom.id, Padahal kata dia, wilayah-wilayah di luar Jawa seperti Maluku sangat membutuhkan lulusan pertanian untuk meningkatkan komoditas pertanian di daerah.

“D1 masih sangat kurang. Doktor lumayan tetapi masih di Jawa konsentrasinya. Maluku itu nol,” terangnya.

Faktanya, saat jumlah lulusan mahasiwa pertanian dari tahun ke tahun menyusut. Hal tersebut terlihat dari lulusan tahun 2014 hingga 2017 yang semakin hari tingkat kelulusannya rendah.

“Laju supply-nya dan lulusan sangat rendah,” tandasnya.

Editor
Irwansyah

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker