Terbiasa Menangis setelah Berhubungan Seks, Ini Penjelasannya

Abadikini.com, JAKARTA – Setelah berhubungan seks, beberapa orang mengalami berbagai perasaan yang tidak dapat dijelaskan. Ada yang merasa mellow, depresi, cemas, menangis, dan lain-lain. Ini menimbulkan pertanyaan tersendiri. Namun Anda tidak perlu khawatir karena perasaan tersebut bukanlah sebuah ancaman, melainkan sebuah gejala yang disebut “disforia pasca-koital”.

Berikut penjelasannya yang dilansir dari Refinery29

Disforia pasca-koital secara teknis merupakan perasaan melankolis, depresi, cemas, agitaso, agresi setelah berhubungan seks. Namun umumnya ditandai dengan menangis. Hal ini terjadi baik pada perempuan dan laki-laki.

Sebuah studi kecil pada 2019 menemukan bahwa 32,9% perempuan melaporkan mengalami gejala “disforia pasca-koital” di beberapa titik dalam hidup mereka. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa perasaan semacam ini umum terjadi pada laki-laki.

Sebuah studi pada 2015 menemukan bahwa penyebab “disforia pasca-koital” bisa terjadi karena berbagai faktor. Namun faktor psikologis adalah kontributor yang paling besar.

“Ada banyak hal yang terjadi secara emosional dan neurologis selama berhubungan seks, sehingga masuk akal bahwa, bagi sebagian orang, pelepasan itu mungkin juga disertai dengan beberapa air mata,” kata seorang Psikolog dan Terapis Seks, Rachel Needle, PsyD.

Disforia pasca-koital bukan sikap negatif

Teori lain mengatakan bahwa “disforia pasca-koital” terjadi karena adanya ikatan emosional yang begitu kuat. Sehingga Anda jadi merasa sedih. Namun kesedihan itu bukanlah berarti buruk melainkan sebuah tanda kepuasan.

“Seringkali air mata menjadi seperti itu, atau bahkan air mata sukacita dan kepuasan,” kata Dr. Needle.

Oleh karena itu, ketika Anda bersedih setelah berhubungan seks, Anda sebaiknya jangan langsung berkonklusi bahwa ada kesalahan dalam hubungan Anda. Hal ini karena disforia pasca-koita bisa juga berkaitan dengan efek dari orgasme semata.

Dalam studi, disforia pasca-koital belum dikaitkan dengan ketidakpuasan hubungan. Jadi, air mata tersebut mungkin hanya pengusiran acak sebagai reaksi terhadap seks atau orgasme.

Intinya, seks merupakan sesuatu yang begitu rentan karena aktivitas tersebut merupakan sesuatu yang begitu emosional.

“Kami benar-benar harus melepaskan dan membiarkan diri kami kehilangan kendali untuk waktu yang singkat,” katanya.

Editor
Selly
Sumber Berita
Medcom

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker