Maduro Sebut Serangan Siber di Balik Krisis Listrik Venezuela

Abadikini.com, JAKARTA – Presiden Venezuela Nicolas Maduro menuding serangan siber baru telah mencegah negaranya memperbaiki sistem kelistrikan di seluruh negeri. Hal itu, kata dia, terjadi saat putusnya aliran listrik di seluruh negara di benua Amerika tersebut pada Kamis pekan lalu telah membuat kekacauan.

Seperti dikutip dari AFP, Maduro mengatakan kepada para pendukungnya di Caracas bahwa hampir 70 persen aliran listrik di negara itu telah berhasil dipulihkan. Namun, sambungnya, saat itu serangan siber baru tiba.

“Kami menerima pada tengah hari serangan siber lain yang menyerang generator-generator yang bekerja dengan sempurna dan mengganggu serta merusak apa yang telah kita capai,” ujar Maduro, Sabtu (9/3).

Hingga kemarin di beberapa daerah pada Sabtu lalu masih gelap gulita. Dan, pemerintah menuding Amerika Serikat telah menyabotase generator utama di Guri, di mana hampir 80 persen kelistrikan Venezuela disuplai dari sana.

Menteri Komunikasi Venezuela Jorge Rodriguez menyatakan serangan siber itu menyerang sistem kontrol otomatis pembangkit listrik di Guri tersebut.

Sementara itu, akibat putusnya aliran listrik sejak Kamis (7/3) lalu, fasilitas-fasilitas publik pun terganggu termasuk pelayanan air bersih dan rumah sakit.

Oposisi mengklaim puluhan orang tewas akibat ketiadaan tenaga listrik. Pemimpin oposisi Juan Guaido kemarin menyerukan kepada warga negara di seluruh Venezuela untuk datang ke Caracas-ibukota negara tersebut-guna terlibat dalam unjuk rasa.

“Seluruh rakyat Venezuela, datanglah ke Caracas,” teriak Guaido di tengah aksi yang digelar di sebuah jembatan di kawasan Caracas barat daya seperti dikutip dari Reuters.

“Hari-hari ke depan makin sulit, ‘berterimakasihlah’ pada rezim [Maduro],” sindir Guaido.

Para pengamat mengatakan persoalan listrik Venezuela akibat dari minimnya investasi pada bidang infrastruktur. Di satu sisi pemerintahan Maduro kerap menyalahkan faktor-faktor di luar negeri, termasuk Guaido yang disebut sang presiden sebagai boneka Amerika Serikat.

Editor
Selly
Sumber Berita
CNN Indonesia

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker