7 Proyek Megah Yang Menelan Korban Jiwa, Salah Satunya Tembok Besar China

Proyek megah pada dasarnya bertujuan menciptakan sarana dan prasarana yang dapat memudahkan kehidupan manusia. Mulai dari jalan raya, bendungan, rel kereta serta bangunan-bangunan lainnya. Hal ini sekaligus menjadi bukti eksistensi manusia yang senantiasa berkembang dari waktu ke waktu.

Namun sangat disayangkan, tidak semua proses proyek pembangunan berjalan mulus. Pasalnya, sebagian proyek berskala besar seringkali menelan korban jiwa. Penyebabnya pun bermacam-macam. Entah karena beratnya pekerjaan, lingkungan ekstrem atau kediktatoran penguasa di masa itu.

Memang di masa sekarang kerja paksa sudah dilarang dan dihapuskan oleh International Labour Organization (ILO). Walaupun demikian, kasus tewasnya ribuan pekerja demi terwujudnya sebuah mega proyek tidak bisa dilupakan begitu saja. Dalam kesempatan kali ini kami merangkum tujuh proyek pembangunan yang paling banyak menelan korban jiwa sepanjang sejarah. Simak ulasan singkatnya.

Bendungan Aswan (Mesir)

proyek pembangunan 1 - male indonesia
Sharaf El Din

Bendungan Aswan dibangun pada tahun 1970 sebagai bendungan tanggul di Sungai Nil, Mesir. Proyek ini bertujuan mengendalikan banjir, pembangkit listrik tenaga air serta menyediakan air irigasi pertanian. Kesalahan manajemen mengakibatkan sekitar 500 kematian lantaran kurangnya protokol keamanan yang tidak cerdas dalam proyek konstruksi modern.

World Cup 2022 Stadium (Qatar)

proyek pembangunan 2 - male indonesia
Kevorkmail

Selain dugaan korupsi dan berbagai suap antara Qatar dan FIFA, perlakuan terhadap para buruh juga menjadi perbincangan hangat menjelang bergulirnya perhelatan olahraga termegah seantero dunia di negeri tersebut. Beberapa laporan memperkirakan, sedikitnya 1200 kematian dikaitkan dengan pembangunan stadion dan real estate demi Piala Dunia 2022.

Ryugyong Hotel (Korea Utara)

proyek pembangunan 3 - male indonesia
Roman Harak

Sering dijuluki ‘Hotel of Doom’ atau Hotel Malapetaka. Memiliki tinggi 105 lantai, dengan bentuk piramida megah yang mendominasi pemandangan Pyongyang. Awalnya, Hotel ini direncanakan sebagai menara tertinggi di dunia. Sayang proses pembangunannya memakan waktu terlalu lama. Akhirnya, Hotel Ryugyong dibuka pada pertengahan 2013 lalu. Entah berapa banyak pekerja meregang nyawa selama nyaris 30 tahun pembangunan dibawah kediktaktoran penguasa.

Terusan Panama (Panama)

proyek pembangunan 4 - male indonesia
Stan Shebs

Pembangunan terusan Panama adalah salah satu proyek paling mematikan dalam sejarah kontemporer. Dimulai pada tahun 1880 di bawah kepemimpinan Perancis. Kondisi medis dan mahalnya biaya pembangunan serta medan yang tidak stabil menyebabkan proyek ini sempat ditinggalkan di tahun 1890. Amerika mengambil alih proyek dan selesai di tahun 1914. Namun, jumlah korban akibat pembangunan terusan Panama diperkirakan 28.000 sampai 30.000 jiwa karena menderita penyakit malaria.

The Great Pyramids (Mesir)

proyek pembangunan 5 - male indonesia
Nina, Own work

Lagi-lagi Proyek pembangunan di Mesir memakan korban. Kali ini Piramida Agung-lah penyebabnya. Ratusan ton batu-batu besar & berat dipindahkan guna membangun Piramida. Ironisnya, suhu udara tidak begitu bersahabat dengan para pekerja. Sedikitnya ratusan ribu orang tewas dalam pembangunan Piramida Agung. Orang-orang yang dipekerjakan saat itu tidak dipedulikan sama sekali mengenai keamanan dan keselamatan bekerja.

Death Railway (Myanmar)

proyek pembangunan 6 - male indonesia
Max Pixel

‘Death Railway’ alias Rel Kereta Maut menjadi saksi kekejaman kerja paksa yang dilakukan tentara Jepang di perbatasan Myanmar sekaligus saksi bisu Perang Dunia II. Sebanyak 106.000 nyawa melayang begitu saja. Panjang jalur kereta sekitar 420 km, yang menghubungkan negara Thailand dan Myanmar. Kisah ini diangkat ke dalam film berjudul The Bridge Over the River Kwai.

The Great Wall (Cina)

proyek pembangunan 7 - male indonesia
Georgio

Inilah proyek pembangunan paling banyak menelan korban jiwa sepanjang sejarah. Dalam rentang waktu lebih dari 2.000 tahun demi menyelesaikan Tembok Besar Cina, tidak diragukan lagi bahwa dinasti kala itu menerapkan kerja paksa kepada para budak dan tawanan perang. Sejarawan memperkirakan, sekitar 3.000.000 orang meninggal selama konstruksi. Meskipun belum ada pembuktian terkait perkiraan ini, tampaknya sejarah membenarkan karena tidak seorangpun tahu seperti apa metode yang digunakan kepada para pekerja

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker