Penduduk Asli Amerika Sebut Proyek Tembok Trump Rasis

Abadikini.com, TEXAS – Sekelompok orang dari suku asli Amerika berkemah selama satu bulan di sebuah pemakaman di Texas Selatan. Mereka melindungi area tersebut dari rencana membangun tembok di sepanjang perbatasan AS-Meksiko yang diusulkan Presiden Donald Trump.

“Kami hanya ingin orang-orang tahu bahwa di sini ada situs suci,” kata Juan Mancias, kepala suku Carrizo Comecrudo dari Texas Selatan, seperti disitat dari laman UPI, Selasa (19/2/2019).

Pemakaman tersebut bernama Eli Jackson. Di dekatnya, terdapat pula sebuah kapel bernama Jackson Ranch Methodist, yang keduanya didirikan pada abad ke-19.

“Ada sejumlah veteran yang dimakamkan di sini,” sebut Mancias. “Tokoh tertua di pemakaman ini lahir pada 1809, dan meninggal sekitar 1890-an. Pemakaman ini perlu dilestarikan,” lanjut dia.

Di pemakaman tersebut, di beberapa batu nisannya, terdapat penanda bahwa sejumlah prajurit AS dimakamkan di sini, pada era Perang Dunia I dan II serta Perang Korea. Terdapat pula penanda lain adanya beberapa tentara AS yang tewas dalam perang di Vietnam, atau bahkan saat era Perang Sipil.

Tanah adat Carrizo Comecrudos terbentang sejauh 965 kilometer dari Brownsville, Texas, di Teluk Meksiko, hingga ke Pecos, Texas dan melintasi Sungai Rio Grande.

Peta milik Agensi Bea Cukai dan Perbatasan AS menunjukkan bahwa pembangunan tembok perbatasan juga meliputi sejumlah area di Hidalgo County, termasuk pemakaman dan kapel yang berusaha dilindungi Carrizo Comecrudos. Agensi Bea Cukai dan Perbatasan AS belum berkomentar mengenai apakah proyek tembok akan membuat pemakaman tersebut hilang.

“Tidak perlu ada pembangunan tembok (perbatasan),” ujar Mancias. “Petugas patroli perbatasan datang setiap 30 menit untuk memeriksa kami. Di satu sisi, sebenarnya kami membantu pekerjaan mereka di sini,” tambah dia.

“Satu-satunya aktivitas kriminal yang kami khawatirkan adalah presiden yang hendak menghancurkan situs suci ini, terutama area pemakaman,” tegas Mancias.

Christopher Basaldu, seorang anggota lainnya dari Carrizo Comecrudo, menyebut rencana pembangunan tembok ala Trump ini sebagai proyek rasis. Pemegang gelar doktor dari Universitas Arizona itu bahkan menilai proyek tembok sebagai genosida.

“Seperti genosida ganda. Di masa lalu suku pribumi dibunuh, dan kemudian kini makam mereka terancam dibongkar. Ini bisa dikategorikan sebagai genosida yang terjadi kembali,” ujar Basaldu.

Editor
Arkan Adib Wiratama
Sumber Berita
medcom

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker