Pakar Psikologi: Kasus Ratna Bukti Prabowo Temperamental

Abadikini.com, JAKARTA – Kasus Ratna Sarumpaet membuat citra Prabowo Subianto dan para pendukungnya rusak. Reaksi Prabowo juga membuktikan bahwa calon presiden itu memiliki karakteristik temperamental dan agresif.

Demikian dikatakan pakar psikologi dari Universitas Indonesia Hamdi Muluk. Menurut dia, karakter Prabowo sebelumnya pernah diteliti pada 2014.

“Hasil kajian tentang karakteristik Prabowo itu dia memang lebih temperamental. Nah, terbukti misalnya dalam kasus Ratna kan grasak-grusuk, itu fatal loh sebenarnya. Untungnya, polisi bertindak cepat,” kata Hamdi kepada wartawan, Sabtu (16/2).

Hamdi mengatakan, apabila aparat kepolisian tidak bertindak cepat, maka masyarakat luas bisa terhasut. Tidak tertutup kemungkinan timbul kaos.

Pasalnya, lanjut dia, Prabowo dan timnya sudah menggiring opini bahwa Ratna adalah korban rezim yang represif. “Dulu waktu konferensi pers, Prabowo itu kan yang ditekankan kebebasan berbicara, mengkritik itu terancam di republik ini, hak asasi orang terancam. Ada seorang aktivis yang sudah dipukuli, nah itu kan yang mau digiring. Ternyata, itu hoaks terbukti direkayasa,” ujarnya.

Oleh karena itu, Hamdi berharap nanti ketika kasus Ratna naik ke tingkat pengadilan bisa terbongkar apakah ada konspirasi atau tidak dibelakangnya. Bahkan, apa ini memang betul-betul hanya bualan Ratna yang dipercayai kubu Prabowo.

Yang pasti, lanjut Hamdi, sangat disayangkan seorang Prabowo yang kembali maju menjadi calon presiden begitu mudah percaya kabar-kabar bohong dari Ratna. Anehnya, kenapa tidak dicek terlebih dahulu kebenaran informasi tersebut.

“Seorang yang akan memimpin republik ini mempunyai watak grasak-grusuk, gampang dibohongi oleh seorang nenek-nenek. Itu kan fatal itu. Jadi publik boleh mencatat apakah orang seperti itu layak jadi presiden,” katanya.

Di samping itu, Hamdi menilai apabila mau kritis maka pertanyaannya kasus Ratna apakah ada unsur konspirasi juga dengan kubu Prabowo itu harus dibongkar di pengadilan nanti.

“Misalnya untuk mendiskreditkan pemerintah, itu harus dibongkar di pengadilan. Jangan hanya sekarang Ratna doang dijadikan pesakitan, yang lain cuci tangan,” tandasnya seperti dilansir JPNN.

Editor
Muhammad Saleh
Sumber Berita
JPNN

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker