Ketum Muhammadiyah Haedar Nashir sebut Situasi Politik Pemilu 2019 Seperti El Clasico

Abadikini.com, YOGYAKARTA – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir menilai situasi politik jelang Pemilu 2019 ini mirip dengan nuansa pertandingan ala El Clasico. seperti pertandingan antar dua klub raksasa di Spanyol yakni Barcelona Vs Real Madrid

“Situasi politik seperti El Clasico itu artinya, muara menang-kalahnya partai ulangan itu tinggi sekali, pemilu (presiden) ini perulangan pemilu 2014 lalu,” ujar Haedar di sela Seminar Pra Tanwir Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Senin (11/2/2019).

Pasalnya kata Haedar, pemilu presiden 2019 yang kembali diikuti calon presiden Joko Widodo alias Jokowi dan calon presiden Prabowo Subianto, meski menggandeng calon wakil presiden berbeda, mau tak mau membelah kondisi masyarakat menjadi dua kubu. “Akibatnya di masyarakat muncul sikap politik to be or not  to be.

Ketika kondisi masyarakat sudah berpikir seperti ini , pemikirannya akan mengerucut menjadi sikap absolut. “Masyarakat jadi berpikir (calon yang didukungnya) harus menang dan jangan kalah,” ujarnya.

Dengan pemikiran seperti itu maka suasana pesta demokrasi yang seharusnya berlangsung gembira, berpotensial memicu rasa permusuhan, saling terancam, juga kebencian.

Di tengah kondisi seperti ini, Muhammadiyah, kata Haedar terus berupaya membangun keseimbangan dan mengajak masyarakat berpikir lebih jernih, lebih kontemplatif.

“Muhammadiyah ingin mengajak masyarakat kembali pada ajaran agama yang mengajarkan kedamaian, persaudaraan, juga kebajikan, nilai-nilai amanah,” imbuhnya

Tak hanya mengajak masyarakat saja, sebab katanya, Muhammadyah juga mengajak kepada peserta kontestasi pemilu untuk selalu bersikap bijaksana. Misalnya dengan menyampaikan bahwa menjadi pemimpin yang menang dalam pemilu justru juga sebuah beban.

“Karena yang menang pemilu mau tak mau harus memikul tanggung jawab berat memimpin bangsa,” kata dia.

Haedar pun mengutip ajaran Nabi Muhammad yang menyatakan:  Jika engkau kejar jabatan itu, maka jabatan itu akan melilit lehermu. Dari ajaran  Nabi Muhammad itu, Haedar mengatakan pesan yang disampaikan tak lain adalah bahwa jabatan pemimpin itu berat.

“Maka jangan terlalu gembira ketika menang dan mengusahakannya untuk menang seperlunya saja,” kata dia.  “Memang tugas tim sukses mensuksekan calonnya, tapi seperti kata orang Jawa Begitu ya begitu tapi jangan begitu.” harapnya.

Haedar mengatakan di sisa waktu jelang pemilu presiden dan legislative yang akan berlangsung pada 17 April 2019 mendatang, “Muhammadiyah akan mendorong adanya proses moderasi agar masyarakat tetap bisa berpikir jernih dan mengutamakan perdamaian,” pungkasnya.

Editor
Muhammad Saleh

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker