Guillotine, Alat Penggal Kepala Yang Manusiawi

Abadikini.com – Alat penggal kepala manusia, atau lebih tenar disebut guillotine, digunakan terakhir kali sebagai sarana eksekusi mati di Prancis pada 10 September 1977. Korban pamungkasnya adalah Hamida Djandoubi, imigran asal Tunisia yang menjadi tersangka pembunuhan. Ia dieksekusi di Penjara Baumetes, Marseille.

Guillotine meraih puncak ketenaran di masa-masa Revolusi Prancis (sekitar 1789 – 1799). Alat eksekusi ini dinamai sesuai nama ahli fisika Prancis, Joseph-Ignace Guillotin, pengusul penggunaan alat untuk eksekusi mati.

Perlu diketahui, Guillotin sendiri bukan penemu dari alat penggal tersebut. Dalam biografinya, ia mengatakan bahwa dirinya sangat menentang hukuman mati. Guillotine justru ditemukan oleh Antoine Louis, seorang dokter bedah kelahiran Metz, Prancis.

Sebelumnya, sarana pemisah tubuh manusia dengan kepalanya sudah digunakan di Irlandia dan Inggris. Menurut pandangan Guillotin, cara eksekusi mati seperti ini adalah yang paling manusiawi ketimbang teknik penggantungan atau ditembak.

Sebagai bahan percobaan, guillotine digunakan pada mayat, 25 April 1792. Sedangkan korban pertamanya adalah seorang pria –tak disebutkan namanya– yang dieksekusi saat Revolusi Prancis berlangsung.

Sepanjang Revolusi, lebih dari 10 ribu orang kehilangan kepalanya oleh alat ini. Korban paling tenar adalah pasangan Raja dan Ratu Prancis, Louis XVI dan Marie Antoinette.

Marie Antoinette dieksekusi pada 16 Oktober 1793 di Place de la Concorde, dua setengah pekan sebelum ulang tahunnya ke-38. Tubuh tak berkepalanya kemudian dibuang ke pemakaman Madeleine bersama tubuh suaminya yang dieksekusi lebih dulu pada 21 Januari 1793.

Penggunaan guillotine terus berlanjut di Prancis pada abad 19 dan 20, hingga akhirnya berakhir pada 1977. Tepat di bulan September 1981, hukuman mati dilarang sama sekali di Prancis. Dengan demikian, penggunaan guillotine benar-benar dihentikan.

Walau demikian, ketenaran alat ini terus bergaung di Negeri Anggur. Namanya bahkan digunakan untuk nama pub, La Guillotine.

Selaras dengan keangkeran guillotinepub ini berisi ruangan kecil yang dinamai Le Caveau des Oubliettes atau berarti “gua bagi mereka yang terlupakan”. Tempat ini adalah tempat para tawanan yang menanti hukuman pancung menggunakan guillotine.

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker