Walaupun Sering Alami Pelecehan Seksual, Atlet Korsel Pilih Bungkam Demi Medali

Abadikini.com – Kotak pandora itu terbuka Desember lalu. Saat itu, atlet speed skating Korea Selatan (Korsel) Shim Suk Hee mengungkap skandal pelecehan seksual dalam dunia olahraga Negeri Ginseng tersebut. Sempat abai, kini pemerintahan Presiden Moon Jae In merespons skandal tersebut dengan serius.

’’Kami akan melakukan investigasi. Skala pencarian faktanya akan menjadi yang terbesar,’’ ujar Ketua Komisi HAM Nasional Korsel Choi Young-ae dalam konferensi pers Selasa (22/1/2019).

Choi mengatakan, timnya akan mewawancarai sekitar 30 ribu atlet dari berbagai cabang olahraga. Termasuk para pelatih dan pihak-pihak terkait lainnya. Menurut dia, penyelidikan tuntas membutuhkan waktu sekitar setahun.

Tujuan investigasi Choi adalah mengungkap benar tidaknya pelecehan seksual seperti yang dituduhkan Shim. Tapi, yang lebih penting dari itu adalah membuktikan rumor yang menyebut skandal itu terjadi secara sistematis dan kontinu. Selama ini, para korban memilih diam karena cinta dengan profesinya dan tidak mau didepak dari cabang olahraga yang mereka geluti.

Choi menyebut budaya sebagai salah satu faktor yang menyuburkan pelecehan seksual dalam dunia olahraga Korsel tersebut. Yakni, budaya berorientasi pada hasil. Dengan demikian, fokus utama para atlet adalah medali.

Maka, segala hal yang terjadi dalam upaya mereka untuk memperoleh medali tidak terlalu dipedulikan. Karena itulah, para korban memilih bungkam.

Di Korsel, pelecehan seksual adalah topik bahasan yang tabu. Tidak banyak orang yang membahas itu. Terutama para korban.

Apalagi, para pelaku pelecehan itu biasanya adalah orang-orang kuat atau orang-orang berpengaruh. Bahkan, bisa jadi, mereka adalah kelompok masyarakat yang kebal hukum.

Choi akan menyelidiki satu per satu kasus yang dilaporkan kepada timnya. Mereka juga akan berusaha keras melindungi para korban. Begitu ada kasus yang telah terkonfirmasi kebenarannya, tim Choi secepatnya melaporkan kasus tersebut kepada polisi dan jaksa.

’’Kami akan membangun sistem pengamatan nasional yang konstan dan independen untuk mengumpulkan data, melakukan penyelidikan, dan mengedukasi para pegawai tentang HAM,’’ terang Choi seperti dikutip Reuters.

Choi dan pemerintahan Moon bergerak setelah ada lima atlet skating yang mengaku menjadi korban pelecehan seksual pada Senin (21/1/2019). Lima perempuan itu menyebut sang pelatih sebagai penjahat seksual yang melecehkan mereka. Salah seorang di antaranya mengaku sering dicium paksa. Jika dia menolak, si pelatih akan mengumpatnya.

Sampai sekarang, lima atlet itu masih menyimpan rapat-rapat identitas mereka. Sebab, mereka tidak mau kejujuran itu justru menjadi bumerang. Sang pelatih dan para pendukungnya bisa dengan mudah menghancurkan masa depan lima atlet perempuan tersebut. Di hadapan publik, lima atlet itu selalu diwakili kelompok Solidarity for Young Skaters (SYS).

’’Mereka sangat takut dengan potensi pembalasan dan kemungkinan didepak dari komunitasnya,’’ ujar pengacara SYS Park Ji-hoon. Dia lantas mendesak pemerintah untuk turun tangan. Sebab, kejahatan seksual terhadap atlet-atlet skating itu hanyalah ujung gunung es. Penyelidikan pada cabang olahraga yang lain pun akan dilakukan.

 

Editor
Erwin Winanto
Sumber Berita
Jawa Pos

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker