Penjara Paling Brutal dan Terburuk di Dunia Sepanjang Sejarah

Abadikini.com – Rumah tahanan yang terletak di Sao Paolo, Brasil ini dianggap sebagai penjara paling brutal dan terburuk di dunia. Betapa tidak, di dalam bangunan bagi residivis yang dirancang oleh Samuel das Neves pada tahun 1920 ini pernah terjadi pembantaian yang juga melibatkan polisi setempat pada tahun 1992.

Kerusuhan yang memakan ratusan korban itu, 103 diantaranya dibunuh, menjadi catatan kelam selama Penjara Carandiru berdiri.

Kerusuhan dimulai oleh perkelahian antar gank yang akhirnya melibatkan banyak narapidana di dalamnya. Bantuan polisi yang datang dengan pasukan lengkap dan senjata berpeluru tajam ternyata justru bertindak brutal dengan menembaki narapidana yang sebenarnya sudah banyak yang menyerah dan meletakkan senjata mereka.

Perlakuan polisi ini menuai protes di berbagai belahan dunia, termasuk protes dari Amnesty Internasional. Selain kebrutalan polisi, penjara ini juga tercatat mempunyai fasilitas yang sangat buruk. Tercatat sekitar 1300 tahanan mati karena dibunuh sesama penghuni dan penjaganya serta tersebarnya epidemi AIDS. Tak heran gelar penjara paling brutal dan terburuk di dunia tersematkan di istana prodeo ini.

Adalah Kepala Kepolisian Metropolitan Sao Paulo, Ubiratan Guimaraes yang dianggap sebagai orang yang paling bertanggungjawab atas meletusnya tragedi yang meletus tahun 1992 itu. Dan kasus ini pun juga membawa Guimaraes pengadilan dengan tuduhan pembunuhan terhadap 102 orang napi.

Tapi pengadilan justru membebaskannya karena Guimaraes berargumen bahwa polisi melakukan itu karena ditembaki. Lalu pemerintah Brasil menganggap tragedi itu terjadi bukan tanggung jawab pihak kepolisian.

Mengenai Tragedi Carandiru 1992, seorang mantan rarapidana, Jacy de Oliveira pernah mengungkapkan kepada BBC:

“Kami tidak pernah berpikir polisi akan datang dan membunuh secara brutal, karena tidak semua napi bergabung dengan pemberontakan itu.” Dan akhirnya penjara yang telah merumahkan sekitar 8000 tahanan dan mulai beroperasi pada tahun 1956 ini ditutup pada tahun 2002 karena gelombang protes yang tak bisa dibendung lagi.

Sumber Berita
Male
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker