Fenomena Foya-foya Dalam Perayaan Tahun Baru

Oleh:

Ziki Osman

Mantan Sekjen KMM UIJ

Selama bumi masih terus berputar maka pergantian tahun itu akan tetap terjadi.Tidak bisa di pungkiri karena yang demikian itu adalah fenomena alamiah/menjadi hukum alam. Begitu pula halnya dengan tahun 2018 ini. Prosesi pergantian tahun kali ini tidak lagi menunggu bulan atau beberapa minggu lagi, akan tetapi kurang lebih tinggal hitungan jam saja.

Masyarakat terlihat begitu antusias dalam menyambut moment pergantian tahun ini, baik anak-anak, kaum milenial maupun orang tua. Moment tahun baru seakan menjadi hari besar yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat bahkan di seluruh belahan dunia.

Maka tak heran jika banyak orang-orang yang rela mengeluarkan uangnya puluhan hingga ratusan juta demi mendapat kepuasan dan melakukan Foya-foya, berpesta poria di moment tahun baru ini. Selain itu, moment pergantian tahun juga sering dijadikan sebagai acuan bagi seseorang untuk membuka lembaran baru dengan harapan yang baru dan semangat baru dalam melakukan hal-hal yang baru. Moment tahun baru itu seharusnya di jadikan untuk introspeksi diri, bukan untuk menghambur-hamburkan uang saja, melainkan lebih mendekatkan diri pada sang kuasa, dengan cara memperbanyak ibadah.

Baru-baru ini serangkaian bencana menimpa negeri ini di sepanjang tahun 2018 adalah gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat, gempa-tsunami-likuefaksi di Palu-Sigi-Donggala, Sulawesi Tenggara, serta tsunami di Pandeglang, Banten, dan Lampung Selatan, Lampung. Semoga di tahun 2019 akan lebih baik dari tahun ini dan seterusnya.

Masyarakat harusnya menyadari musibah yang terjadi di sepanjang tahun 2018 ini sangat tidak pantas apabila momen pergantian tahun baru ini diisi dengan sebuah kegiatan yang tidak bermanfaat, alangkah baiknya moment tersebut diisi dengan kegiatan yang bermanfaat dan positif, daripada hanya melakukan sebuah agenda yang bersifat hedonis, tidak memikirkan perasaan korban bencana alam tutur penulis yang berprofesi sebagai lawyer, mantan Sekjen Keluarga Mahasiswa Minang Universitas Islam Jakarta (KMM UIJ).

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker