Jejak Politik TGB dari Partai Bulan Bintang hingga ke Partai Golkar

Abadikini.com, JAKARTA – Mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zainul Majdi atau bisa disapa Tuan Guru Bajang (TGB) akhirnya resmi bergabung dengan Partai Golkar.

Di partai Golkar TGB langsung diamanati dua jabatan sekaligus, yaitu Koordinator Bidang Keumatan dan Ketua Badan Pemenangan Pemilu atau Bappilu Pemilihan Legislatif dan Pemilihan Presiden 2019 mendatang.

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengumumkan bergabungnya TGB pada acara silaturahmi akhir tahun Keluarga Besar Partai Golkar di Hotel Dharmawangsa, Jakarta. “Semoga kehadiran Tuan Guru ini menambah semangat bagi kader Golkar di seluruh Indonesia,” ujar Airlangga seperti dikutip dari Tempo, Kamis, (20/12/2018).

Berikut ini jejak politik Zainul Majdi (TGB):

Partai Bulan Bintang (PBB)

Karier politik TGB dimulai dari Partai Bulan Bintang (PBB).

TGB menjadi wakil rakyat dari Fraksi PBB sebagai anggota DPR RI periode 2004-2009. Ia terpilih dari daerah pemilihan NTB 1 hasil pemilu 2004-2009.

Saat menjadi wakil rakyat, TGB bertugas di Komisi X yang membidangi masalah pendidikan, pemuda, olah raga, pariwisata, kesenian, dan kebudayaan.

Belum rampung masa jabatan, TGB mencoba peruntungan dengan terjun di pemilihan gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) berpasangan dengan Badrul Munir.

Pada Pilgub NTB itu, TGB diusung oleh PBB dan PKS dan mendapat suara terbanyak.

Partai Demokrat

Karier politik TGB setelah menjabat sebagai Gubernur NTB semakin gemilang.

TGB kemudian loncat ke Partai Demokrat dan meninggalkan PBB.

Ia pun didapuk sebagai sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah Demokrat NTB.

Pada Pilgub NTB 2013, TGB kembali mencalonkan diri sebagai petahana.

Selain oleh Demokrat, TGB juga diusung Partai Gerindra, Partai Golkar, PDIP, PPP, PAN dan PKB. TGB yang kali ini maju bersama Muhammad Amin menang dengan total suara mencapai 44,36 persen atau setara 1,03 juta suara.

Pilpres 2014

Pada gelaran Pilpres 2014 silam, TGB mendukung pasangan calon Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Padahal waktu itu Partai Demokrat memutuskan untuk netral.

Menurut TGB, Prabowo-Hatta adalah pasangan yang tegas dan berani.

Hasilnya, Prabowo-Hatta pun sukses menang di NTB dengan perolehan 72,45 persen.

Meski menang di NTB, Prabowo-Hatta tetap kalah secara nasional.

Pilpres 2019

Menjelang Pilpres 2019, TGB lagi-lagi melakukan manuver politiknya. Ia beralih mendukung Jokowi-Ma’ruf Amin.

Tidak lama setelah menyatakan dukungan kepada Jokowi, TGB memutuskan keluar dari Deokrat.

Padahal saat itu Deokrat belum menentukan sikap akan merapat ke kubu Jokowi atau Prabowo.

Hingga kini, alasan TGB meninggalkan Partai Demokrat masih jadi misteri.

Partai Golkar

Seusai bergabung dengan Golkar yang tidak lain partai pendukung Jokowi di Pilpres 2019, TGB langsung diberi dua jabatan di DPP.

Airlangga Hartanto menjelaskan, TGB menduduki jabatan Koordinator Bidang Keumatan DPP Golkar dan Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu Legislatif dan Presiden DPP Golkar.

“Bagi saya, dimana pun berada, sebagai seorang muslim saya maknakan sebagai dakwah. Sebagai seorang anak bangsa dimana pun berada, nawaitunya adalah bisa memberi kontribusi untuk Indonesia yang kita cintai,” kata TGB seperti dikutip dari tribun. (ak.beng)

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker