Persis Fokus Gerakan Dakwah dan Pendidikan Bukan Gerakan Politik

Abadikini.com, BANDUNG – Ketua Umum Pimpnan Pusat Persatuan Islam (PP Persis) KH Aceng Zakaria menyatakan tantangan dakwah di tahun mendatang lebih dinamis, terutama terkait kepemimpinan

Menurutnya, 2 tahun ke depan ada dua hajat penting selama dua tahun ke depan. Kedua-duanya tentang suksesi kepemimpinan.

“Pertama, suksesi pemimpin di Indonesia, yaitu Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif pada tahun 2019. Kedua, hajat internal Jam’iyyah, yaitu Muktamar XVI tahun 2020. ini menjadi tantangan tersendiri,” kata Aceng Zakaria dalam sambutan pembukaan Mukernas Persis ke IV di Ballroom Hotel Panorama, Lembang, Bandung, Jawa Barat, Jumat (7/12/2018).

Untuk itu ia mengingatkan kepada keluarga besar Persis agar dalam mensikapi politik senantiasa berpacu pada tokoh pendahulu. menurutnya setiap generasi memiliki tantangan dakwah sesuai dengan zamannya. Begitu juka kata dia, setiap generasi Persis, memiliki corak dan sikap yang berbeda sesuai dengan situasi saat itu.

“Para pendahulu Persis sudah memberikan contoh bagaimana mereka bersikap. A Hassan bersentuhan langsung dengan Orde Lama yang kental dengan aroma Politik Nasakom. Pak Natsir, KH. Isa Anshori, Ustadz Abdurrahman, mereka harus berhadapan dengan rezim Orde Baru yang dari awal sudah tidak berpihak kepada Islam sampai dengan berakhirnya era Asas Tunggal,” ujarnya.

Terkait sikap politik Persis, KH Aceng menegaskan jamiyyah (umat) Persis memiliki corak dan gerakan dakwah tersendiri. Pasalnya, sebab bertahannya usia jamiyyah hingga kini tetap kokoh, karena konsisten dalam pendidikan dan dakwah Islam.

KH Aceng juga menyayangkan suara Persis dimanfaatkan untuk kepentinngan individu. pasalnya, suara Persis dinilai diperhitungkan.

“Persis hanya dijadikan alat saja untuk mendulang suara dan berkampanye. Selesai pemilu, Persis hanya kabagean buntut maung, “ imbuhnya.

Dengan konsisten pada corak dakwah dan pendidikan, Persis dinilai mampu bertahan tanpa kepentingan lain.

“Sejak didirikan, Persis memilih menjadi gerakan dakwah dan pendidikan dalam bentuk ormas Islam, bukan gerakan politik sebagai parpol. Karenanya, Persis bisa bertahan sampai saat ini, karena Persis tidak melibatkan diri secara langsung dengan dunia politik,” pungkasnya. (ak/RFY)

Baca Juga

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker