Ayo Jalan Kaki Sambil Jelajah Wisata di Yogya

Abadikini.com, JAKARTA – Jogja International Heritage Walk (JIHW) 2018 yang akan segera digelar siap diramaikan oleh 350 peserta dari 20 negara. Dalam event ini, peserta akan diajak menjelajahi beragam keunikan Yogya, mulai dari sejarah, budaya, hingga masyarakatnya.

“JIHW merupakan sebuah perhelatan internasional yang memadukan olahraga jalan kaki dengan penjelajahan wisata. Sebagai sebuah atraksi wisata, eksistensi JIHW sudah tidak terbantahkan. Event ini rutin digelar setiap tahunnya. Bahkan pelaksanaan tahun ini sudah memasuki satu dekade,” ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam keterangan tertulis, Sabtu (10/11/2018).

Ia yakin event yang akan digelar pada 17-18 November 2018 ini dapat berjalan dengan sukses. Sebab, Yogya menyimpan kekayaan pariwisata yang begitu beragam.

“Yogya memiliki segala jenis wisata, baik wisata sejarah, bahari, belum lagi budayanya yang kental, kuliner, juga keramahan masyarakatnya. Yogya juga mempunyai sejumlah destinasi digital. Sangat lengkap. Wisatawan mempunyai banyak pilihan di Yogya,” lanjutnya.

Sementara itu, Staf Ahli Menteri Bidang Multikultural Kemenpar Esthy Reko Astuti tidak meragukan eksistensi dari JIHW. Menurutnya, event ini mampu menarik minat wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.

“Eksistensinya luar biasa. Selalu mampu mengundang wisatawan datang, termasuk juga wisatawan mancanegara. Atraksi yang ditampilkan pun selalu dipoles sehingga memanjakan wisatawan,” ungkapnya.

Wakil Ketua Pelaksana JIHW Dahlia Puspasari pun menuturkan tahun ini JIHW akan mengangkat tema The 10th Jogja International Heritage Walk 2018: Save the Nature, Respect the Culture, Jogja to the World. Event ini akan digelar dalam tiga rute, yakni 5 km, 10 km, dan 20 km.

Dahlia menjamin pelaksanaan JIHW tahun ini akan berbeda dengan pelaksanaan sebelumnya. Pasalnya, tahun ini JIHW telah terpilih menjadi One of 100 Best National Event Kementerian Pariwisata. Untuk itu, beragam hal baru pun dipersiapkan untuk memanjakan para peserta. Salah satunya dengan menghadirkan rute baru pada perhelatan tahun ini.

“Ada rute baru yang kita hadirkan untuk hari kedua. Rutenya di Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman. Kita akan ajak peserta mengelilingi enam desa wisata yang unik, yakni Desa Pancoh, Desa Kelor, Desa Nanggring, Desa Tunggul Arum, Desa Pule Sari, dan Desa Garongan,” ujar Dahlia

Ia juga menuturkan di rute baru ini ada keunikan-keunikan yang bakal dirasakan oleh peserta jalan kaki. Misalnya saat singgah di Desa Nanggring, peserta bisa menikmati susu kambing etawa gratis. Begitu juga saat singgah di Desa Pulesari, peserta akan diajak berinteraksi bersama warga desa. Ada juga sajian pertunjukan musik instrumental tradisional dan gunungan salak.

Sedangkan di Desa Kelor, peserta akan diajak menengok sebuah tempat bersejarah bernama Joglo Kelor, yakni sebuah tempat perlindungan saat masa Perang Diponegoro yang dibangun sejak 1835.

“Masing-masing desa memiliki ciri khas yang unik. Inilah tujuan kegiatan ini. Kami ingin menonjolkan alam dan budaya daerah setempat,” ungkap Dahlia.

Hari pertama pun tak kalah menarik. Sebab area Candi Prambanan akan dihiasi oleh beragam seni budaya. Pada pukul 06.00 WIB di Candi Brahmana akan ada sesi cucuk lampah oleh Gedruk Lampah Buto.

Lalu selama perjalanan, para peserta akan disuguhi berbagai hiburan menarik seperti pertunjukan akustik musik tradisional, wayang wong di area Candi Sari, dan rencananya akan ada Tari Topeng Pedalangan.

Kemeriahan pun masih berlanjut. Beragam sajian lain tak lupa disiapkan pihak panitia seperti edukasi jamu oleh Wilwatikta, senam zumba dan cek kesehatan gratis oleh Rotary Club of Yogya Tugu, fun bike 10 km gratis, serta lomba mewarnai dan lomba melukis payung bersama komunitas Omah Parenting.

“Selain itu, ada board game AR (Augmented Reality) bersama komunitas Sebangku, edukasi dan workshop Taman Siswa Ki Hajar Dewantara bersama Sariswara Club. Ada juga games dolanan anak, edukasi lingkungan hidup, dan donasi bibit pohon bersama Greentech Universitas Pembangunan Nasional (UPN), serta festival makanan dan barang-barang organik oleh Komunitas Organik Indonesia,” jelas Dahlia.

Selin itu, Marketing Communication JIHW 2018 Dede Budiarti menuturkan bahwa JIHW telah resmi menjadi bagian International Volkssport Verband (IVV) sejak 2013 bersama 29 negara lainnya. IVV atau International Federation of Popular Sport merupakan sebuah organisasi nonprofit yang mewadahi beberapa cabang olahraga populer seperti Triathlon.

“Melalui peran IVV ini memudahkan para pejalan kaki dari negara-negara Eropa, Jepang, dan Pan Pasifik datang ke Indonesia, khususnya Yogya untuk ikut JIHW,” tandasnya.

Demi menegaskan keindahan bumi NTB, beragam parade seni budaya pun diberikan. Ada sajian tari tradisional dengan iringan Gendang Beleq. Ada juga Tari Rudat khas Lombok dan Tari Gandrung. Warna lainnya ditunjukan dari pertunjukan live music.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya pun mengungkapkan bahwa optimalisasi market Thailand harus dieksplorasi secara menyeluruh mengingat besarnya peluang dari negeri tersebut.

“Pasar Thailand ini harus dimanfaatkan. Peluang yang bisa didapatkan di sana sangat besar. Jumlah dari wismannya selalu tinggi per tahun. Lalu masyarakat lokalnya juga mobile ke luar. Atraksi di NTB luar biasa, amenitas dan aksesibilitasnya juga sudah bagus. NTB saat ini sudah normal dan tetap nyaman bagi wisman,” tutup Arief. (ak/detik)

Baca Juga

Berita Terkait
Close
Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker