Kebutuhan Industri Besar, Pasokan Singkong Masih Minim

Abadikini.com, BOGOR – Masyarakat Singkong Indonesia (MSI) bersama Gabungan Asosiasi Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi) bergandengan tangan meningkatkan produksi dan penyerapan singkong dalam negeri. Hal itu untuk memenuhi kebutuhan industri yang semakin besar.

Menurut Ketua MSI Suharyo Husein di Bogor, pekan lalu, usaha meningkatkan produksi guna memenuhi kebutuhan industri terus dilakukan. MSI mengajak seluruh pihak terkait mengembangkan sistem tanam kluster untuk mengatasi keterbatasan petani.

Dikatakannya, petani belum bisa memenuhi bahan baku yang dibutuhkan pabrik karena petani masih kekurangan dana dan belum ada investor yang menanam modal sektor industri singkong ini.

“Petani kewalahan karena tidak ada investor yang mau menanam singkong. Kalau menggantungkan ke petani yang dananya sangat terbatas pasti sulit memenuhi kebutuhan industri,” kata Suharyo kepada wartawan, Senin (17/9/2018).

Untuk itu, dia memberi apresiasi atas usaha yang dilakukan sejumlah investor, termasuk Gapmmi, yang mau berinvestasi dalam usaha singkong. Bahkan, ada rencana membuat pabrik tapioka di Sulawesi Selatan dengan kapasitas 1.000 ton singkong per hari.

“Kalau tidak ada terobosan untuk investasi singkong maka produksi akan sangat minim. Keterbatasan produksi singkong dari petani ini kemudian mendorong impor tapioka atau Mocaf (modified cassava flour),” ujarnya.

MSI sudah mempunyai konsep untuk meningkatkan produksi singkong. Salah satunya dengan sistem kluster guna memenuhi kebutuhan bahan baku industri yang berbasis singkong dan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.

Sementara itu, dari Lampung Timur, Lampung, dilaporkan bahwa harga singkong atau ubi kayu saat ini Rp 1.850 per kilogram atau turun Rp 200 dari harga tertinggi pada beberapa bulan terakhir yang mencapai Rp 2.050.

“Harga singkong konsumsi Rp 1.700, tidak ada potongan. Kalau singkong jenis lainnya saat ini di pabrik Rp 1.850 per kilogram, potonganya 25 persen, ” kata Sugiarto petani singkong warga Desa Bandar Agung Kecamatan Bandarsribhawono, Lampung Timur, Sabtu (15/9).

Menurut Sugiarto, seperti ditulis Antara, harga singkong di atas Rp 1000 ini telah berlangsung beberapa bulan ini dan harganya sempat mencapai Rp 2.050 per kg. Dia menyatakan petani singkong di daerahnya merasakan untung dengan harga Rp1.850 tersebut. (beritasatu)

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker